Viskositas oli merupakan nilai kekentalan oli yang wajib diketahui oleh pemilik kendaraan. Sebab, oli mobil tidak hanya bermanfaat sebagai pelumas mesin. Ada beberapa jenis kekentalan oli, cara membaca viskositas oli, serta rekomendasi oli yang tepat untuk kendaraan. Simak selengkapnya!
Daftar Isi
Apa itu viskositas oli?
Viskositas oli adalah nilai kekentalan oli berdasarkan angka. Apabila angka yang tertera semakin besar, itu artinya kekentalan oli lebih tinggi. Setiap pemilik kendaraan wajib memperhatikan kekentalan oli karena setiap mesin memiliki perbedaan spesifikasi. Sehingga, diperlukan cairan pelumas yang paling tepat. Oli yang tepat dapat mencegah mesin berkarat dan bisa menjaga suhu mesin dengan lebih baik.
Jenis kekentalan oli
1. Kekentalan tetap
Kekentalan tetap adalah oli dengan nilai kekentalan yang tetap. Nilai itu bisa bertahan dalam kondisi suhu tinggi maupun suhu rendah. Oli single grade ini biasanya ditemukan dalam oli transmisi mobil.
2. Kekentalan dinamis
Kekentalan dinamis atau biasa disebut multi grade merupakan oli dengan nilai kekentalan berbeda saat di suhu rendah maupun suhu tinggi. Biasanya, oli dengan viskositas multigrade ini digunakan untuk mesin.
Baca juga: Mengenal Viskositas Oli dan Rekomendasi untuk Mobilmu
Cara membaca kode viskositas oli
1. Kode oli SAE
Society of Automotive Engineer (SAE) adalah asosiasi yang mengatur standar internasional kekentalan oli. SAE digunakan sebagai kode dalam membaca kekentalan oli. Kode SAI tersebut ditulis dengan diikuti huruf dan angka, misalnya 20W-40, SAE 10W-40, dan SAE 5W-30.
Angka seperti 20W menjadi penunjuk kekentalan oli saat suhu dingin, baik disebabkan oleh udara sekitar maupun ketika mesin baru menyala. Sementara, W merujuk pada kata Winter. Semakin kecil angka yang ada di depan huruf W, artinya semakin encer oli itu di suhu dingin.
Sementara, dua angka di belakang huruf W menandakan kekentalan oli di suhu tinggi. Semakin kecil angka di belakang, artinya semakin encer di suhu tinggi. Selain itu, kode SAE dengan kombinasi tersebut juga menunjukkan oli bersifat multigrade yang bisa mengubah kekentalan oli sesuai kondisi suhu.
Selain multigrade, ada juga SAE oli single grade yang tidak banyak berubah walaupun terjadi perubahan suhu. Oli ini cocok digunakan di daerah yang memiliki suhu stabil. Jenis oli yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah SAE 10W-30 atau 15W-50, dan di wilayah bersuhu dingin menggunakan SAE 5W-30. Sebagai informasi, pengujian viskositas oli ini dilakukan dalam kondisi suhu -30 dan -35 derajat celcius.
Baca juga: Apa Itu Kekentalan Oli dan Cara Memilih Oli yang Tepat
2. Kode oli API
American Petroleum Institute (API) bertugas menentukan kualitas oli. SAE menggunakan huruf W dan angka, sementara API menggunakan 2 huruf tambahan di belakang kode API, misalnya SN atau CH.
Huruf pertama menunjukkan jenis kendaraan. Misalnya, pada kendaraan yang menggunakan bensin atau gasoline, olinya berkode S. Sementara, kendaraan yang menggunakan mesin diesel berkode C.
Kemudian, kedua menunjukkan kualitas oli terbaru. Semakin dekat huruf dengan Z, artinya kualitasnya semakin bagus. Misalnya, oli API SN jelas lebih bagus daripada oli API SJ. Mobil keluaran terbaru sebaiknya menggunakan kode oli dengan huruf mendekati Z.
3. Kode Oli JASO
Japanese Automotive Standard Association (JASO) adalah sebuah lembaga dari Jepang yang tugasnya menilai standar kualitas oli. Tidak seperti API dan SAE, kode oli JASO digunakan khusus untuk motor.
Kode oli JASO ini diikuti dua huruf, takni MB dan MA. MB biasanya digunakan pada motor matic atau skutik dengan kopling kering. Oli jenis ini memiliki daya gesek lebih rendah dibandingkan JASO MA. Sementara, kode oli MA artinya oli dapat digunakan untuk motor berkopling basah seperti motor sport atau motor bebek.
Jenis-jenis oli mesin
1. Oli mineral
Oli mineral terbuat dari material yang berasal dari minyak bumi. Saat ini penggunaan oli mineral mulai jarang. Biasanya oli mineral digunakan pada mobil diesel.
2. Oli semi sintetik
Oli semi sintetik terbuat dari campuran bahan alami dengan bahan aditif. Adapun kandungan mineral oli semi sintetik sekitar 50%. Biasanya jenis oli ini digunakan pada mobil keluaran terbaru.
3. Oli sintetik
Oli sintetik terbuat dari material zat buatan dan tidak dicampur dengan minyak bumi. Karena dapat diatur sesuai keinginan, oli ini harganya lebih mahal dibandingkan dua jenis oli lainnya.
Baca juga: Kekentalan Oli Mesin untuk Mobil Tua, Mana yang Paling Baik?
Rekomendasi penggunaan oli berdasarkan viskositasnya
Kesalahan umum dalam pemilihan oli adalah menggunakan oli yang memiliki viskositas berbeda dengan bawaan standar. Selain itu, banyak yang berpikir oli encer akan membuat kinerja mesin lebih ringan dan tidak terbebani. Faktanya, oli yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan mobil.
Biasanya, mobil keluaran terbaru menggunakan oli yang lebih encer karena mesin mobil masih muda dan gesekan komponennya juga rendah. Sementara, mobil keluaran lama biasanya menggunakan oli yang lebih kental karena dapat menahan gesekan komponen yang lama bekerja. Apabila menggunakan oli encer, mesin mobil tua itu akan mengeluarkan suara berisik. Selain itu, penggunaan oli dengan viskositas tinggi atau oli kental juga dapat menahan agar oli tidak cepat menguap. Sebaliknya, penggunaan oli yang encer pada mobil tua dapat menyebabkan oli cepat menguap, bahkan habis.
Dengan mengetahui arti kode viskositas oli di atas, OtoFriends bisa memilih oli mobil sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk rutin ganti oli mobil di bengkel terdekat, ya. Lakukan booking online melalui aplikasi Otoklix!
Pertanyaan seputar viskositas oli
Kode kekentalan oli motor umumnya antara lain SAE 10w-30, SAE 10w-40, SAE 20-40. Seperti diketahui, oli adalah pelumas yang penting untuk kendaraan bermotor, tidak terkecuali mobil.
Huruf W artinya Winter atau musim dingin. Menganut sistem multi grading Society of Automotive Engineers (SAE), angka yang terdapat sebelum huruf W menunjukkan viskositas oli pada suhu rendah.
Oli SAE 40 adalah pelumas mesin diesel yang bisa membuat mesin awet. Oli ini akan memberikan perlindungan maksimal terhadap penggunaan biosolar maupun solar reguler, serta membuat mesin tetap bersih dari kotoran dan kerak.