Program subsidi mobil listrik dari pemerintah Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas karbon dari kendaraan berbahan bakar minyak. Namun, kebijakan ini dirasa kurang tepat sasaran oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 dan Capres Indonesia 2024 mendatang. Sehingga pejabat publik tersebut memberi kritikan.
Akan tetapi, kritikan tersebut dibantah kembali oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Beliau mengatakan bahwa kebijakan ini sudah melalui studi komprehensif.
Lantas, bagaimana penerapan program subsidi mobil listrik? Mengapa Anies Baswedan memberi kritikan? Simak juga kelebihan dan kekurangan menggunakan mobil listrik di Otoklix.com.
Daftar Isi
Penerapan Program Subsidi Mobil Listrik
Program bantuan subsidi mobil listrik akan diberikan kepada 35.900 unit kendaraan sampai dengan Desember 2023. Program ini mulai berlaku sejak 1 April 2023.
Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023 (PMK PPN DTP Kendaraan Listrik).
Peraturan tersebut berisi pemberian bantuan keringanan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk mobil listrik. Program ini berlaku dari April sampai Desember 2023. PPN mobil listrik dipangkas jadi cuma 1%.
Selain itu, mobil listrik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% juga bisa dapat insentif PPN sebesar 10%. Otomatis, harga mobil listrik juga ikut terpangkas. Mobil listrik yang dapat insentif PPN ini adalah Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev.
Program bantuan subsidi mobil listrik ini adalah upaya untuk mengurangi emisi. Sehingga, mencapai tujuan zero emisi pada 2060. Dengan menggunakan mobil listrik, polusi udara akibat bahan bakar minyak yang dipakai mobil konvensional bisa berkurang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa subsidi mobil listrik perlu dilihat dari berbagai sisi. Manfaat lainnya yaitu dengan adanya mobil listrik maka akan terbuka banyak lapangan kerja baru. Selain itu, bisa juga memanfaatkan hilirisasi nikel yang kini sedang dilakukan pemerintah.
Baca juga: Spesifikasi Kia Carnival Hybrid 2023, Pesaing Berat Alphard?
Selain itu, menurut Luhut Binsar Pandjaitan, sektor ini berpotensi mendukung pembangunan berkelanjutan, mempercepat dekarbonisasi di Indonesia, dan mempercepat inovasi. Industri ini juga memperkuat posisi Indonesia di rantai nilai sumber daya mineral, baterai, dan kendaraan.
Kritikan Terhadap Program Subsidi Mobil Listrik
Namun, ada kritikan yang diutarakan oleh Anies Baswedan. Beliau berpendapat bahwa memberikan subsidi mobil listrik bukan solusi yang tepat untuk mengurangi polusi udara. Kebijakan ini justru berpotensi menambah kemacetan. Apalagi, subsidi ini dinilai tidak tepat sasaran sebab orang yang membeli mobil listrik termasuk golongan masyarakat mampu.
Di samping itu, emisi karbon yang dihasilkan dari mobil listrik pribadi justru lebih berpotensi lebih banyak daripada transportasi umum berbahan bakar minyak, misalnya bus umum. Hal ini dinilai per kapita per kilo meter.
Sebab, mobil listrik hanya digunakan untuk keperluan pribadi, sedangkan bus untuk kepentingan umum dan bisa mengangkut banyak orang. Kebijakan subsidi mobil listrik justru makin menambah kemacetan di jalan raya.
Kemacetan bisa meningkat karena orang-orang yang membeli mobil listrik, khususnya di Jakarta, tidak mengganti mobil konvensional di rumahnya. Jadi, adanya penambahan kepemilikan mobil justru menambah kemacetan di jalan.
Menurut Anies, yang perlu didorong bukan subsidi mobil listrik, tetapi demokratisasi sumber daya. Artinya, sumber daya yang dimiliki negara diberikan kepada sektor-sektor yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Alih-alih meningkatkan penggunaan mobil listrik untuk pribadi, Anies mendorong untuk penggunaan kendaraan umum berbasis listrik.
Baca juga: Spesifikasi dan Harga Toyota Corolla Cross GR Sport Hybrid 2023
Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik
Kebijakan subsidi mobil listrik ini tentunya menguntungkan bagi konsumen akhir. Apalagi saat ini juga makin banyak merek mobil listrik yang dipasarkan di Indonesia. Produsen mobil listrik menawarkan kecanggihan teknologi dan juga tampilan yang menawan. Akan tetapi, kita juga perlu memahami kelebihan dan kekurangan mobil listrik sebelum membelinya.
Kelebihan Mobil Listrik
Ada sejumlah kelebihan mobil listrik. Mulai dari ramah lingkungan sampai dengan bebas ganjil genap.
1. Ramah lingkungan
Mobil listrik tidak menghasilkan emisi karbon. Berbeda dengan mobil konvensional yang memiliki mesin pembakaran internal.
2. Memiliki torsi instan
Kita sudah familiar dengan performa tinggi dari mobil-mobil berbahan bakar minyak. Akan tetapi, ternyata mobil listrik pun punya performa yang tidak bisa diremehkan. Mesinnya bisa langsung mencapai torsi puncak ketika pedal akselerator diinjak. Mobil jadi lebih lincah dan gesit, terutama dalam kondisi stop and go.
3. Kabin senyap
Karena tidak ada proses pembakaran di dalam mesin, suara yang dihasilkan mobil listrik sangat minim. Kabin juga terasa lebih senyap. Bisa dikatakan ketika sedang melaju hanya terdengar suara gesekan roda dengan aspal.
4. Bebas ganjil genap
Sampai saat ini mobil listrik masih mendapat pengecualian pada ruas jalan yang menerapkan ganjil genap di DKI Jakarta.
5. Pajak murah
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa ada program subsidi mobil listrik sampai Desember 2023. Contohnya saja untuk mobil listrik Hyundai Ioniq Electric, pajaknya tidak sampai Rp1 juta per tahun.
6. Perawatan lebih sederhana
Komponen bergerak pada mobil listrik jauh lebih sedikit daripada mobil berbahan bakar minyak. Jadi mobil listrik tidak butuh ganti oli secara rutin. Perawatannya juga relatif lebih sederhana. Namun, bukan berarti tidak butuh perawatan. Salah satu komponen yang perlu rajin dirawat pada mobil listrik adalah kampas rem yang perlu diganti secara rutin.
Baca juga: Spesifikasi dan Harga Suzuki Grand Vitara 2023, Hybrid 300 Juta
Kekurangan Mobil Listrik
Setelah membahas enam kelebihan mobil listrik, ada pula kekurangannya yang perlu kita perhatikan sebelum beli. Simak kekurangan mobil listrik berikut ini.
1. Harga mahal
Harga mobil listrik memang masih relatif lebih mahal daripada mobil berbahan bakar minyak. Paling murah adalah DFSK Gelora E yang dibanderol dengan harga Rp469 jutaan. Hyundai Kona atau Ioniq dibanderol dengan harga Rp600 jutaan.
2. Sedikit tersedia tempat pengisian baterai
Tempat pengisian baterai untuk mobil listrik belum sebanyak tempat pengisian bahan bakar minyak. Meskipun sebenarnya bisa mengecas sendiri di rumah, tetapi ketersediaan tempat pengisian baterai membuat pengguna mobil listrik merasa lebih aman.
3. Waktu pengecasan lama
Mobil listrik butuh waktu sekitar 5 sampai 6 jam untuk mengisi daya baterai mobil. Sementara itu, fasilitas SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang tersedia fast charging, pengisian daya hanya sekitar 1 sampai 2 jam sampai penuh.
Namun, waktu pengisian ini masih lebih lama dibandingkan dengan mengisi bensin yang hanya sekitar 10 sampai 15 menit. Proses yang lama ini membuat kita tidak bisa terburu-buru saat ingin memakai mobil.
4. Harga baterai mahal
Selain waktu pengecasan yang lama, harga baterai mobil listrik juga mahal. Kebanyakan baterai mobil listrik punya usia pakai sekitar 8 tahun atau 160 ribu kilometer. Harga untuk membeli baterai baru cukup mahal. Akan tetapi, kasus ini belum ditemui karena era mobil listrik masih seumur jagung. Bisa jadi, di masa depan harga baterai jadi makin terjangkau.
Kebijakan subsidi mobil listrik masih menjadi pro kontra. Meskipun begitu, program ini masih tetap berjalan.
Meskipun belum melayani servis mobil listrik, tetapi Otoklix berupaya menjadi bengkel berkualitas untuk mobil konvensional. Mulai dari ganti oli, servis rem, sampai dengan servis AC bisa dilakukan di bengkel Otoklix.
Tersedia bengkel Otoklix Plus Simprug, Otoklix Plus Depok, Otoklix Ciputat, Otoklix Mangga Dua, dan Otoklix Plus Daan Mogot. Booking via aplikasi Otoklix dan dapatkan pelayanan setara bengkel resmi dengan harga yang kompetitif.
Pertanyaan Seputar Subsidi Mobil Listrik
Alasan kenapa mobil listrik masih mahal salah satunya adalah harga baterai yang mahal. Sumber tenaga mobil listrik ini masih harus diimpor dari luar negeri.
Jika dihitung dari penggunaan bensin vs pengisian listrik, mobil listrik memang lebih murah daripada mobil bensin. Sebab, hanya butuh Rp3000 untuk 1,2 kWh sampai 1,3 kWh. Nilai ini setara dengan 1 liter bensin yang bisa menempuh jarak 10 kilometer.
Kekurangan mobil listrik di antaranya adalah harga yang mahal, terbatasnya tempat pengisian baterai, waktu pengecasan lama, dan harga baterai mahal.