Ada dua jenis transmisi otomatis pada mobil, yakni Continous Variable Transmission (CVT) dan Automatic Transmission (AT). Namun, masih banyak yang belum paham perbedaan transmisi mobil CVT dan AT. Padahal, perbedaan kedua jenis transmisi tersebut penting dipahami untuk dijadikan panduan perawatan mobil. Simak perbedaan transmisi mobil CVT dan AT berikut ini!

Apa itu CVT?

CVT adalah jenis transmisi otomatis yang menggunakan sabuk baja dan dua buah puli yang berfungsi untuk mengatur rasio. Setiap puli memiliki diameter yang bisa berubah jadi lebih besar maupun lebih kecil. Diameter tersebut yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT. Rasio gigi membuat perpindahan gigi bergerak secara berkelanjutan sehingga tidak ditemukan jeda maupun hentakan.

CVT sudah ada sejak tahun 1870-an. Pada 1879, CVT ditemukan oleh Milton Reeves, seorang pionir industri otomotif Amerika Serikat. Pada mulanya CVT digunakan untuk mesin gergaji, kemudian dikembangkan untuk mesin kendaraan. Kendaraan pertama yang menggunakan sistem CVT adalah Zenith Graduate 6HP.

Baca juga: Mobil Transmisi Otomatis, Kenali Cara Kerja dan Jenisnya

Perbedaan transmisi mobil CVT dan AT

Perbedaan transmisi mobil CVT dan AT adalah komponen yang digunakan. Transmisi AT menggunakan torque converter, sedangkan CVT menggunakan puli dan sabuk baja. Selain itu, terdapat perbedaan juga pada cara kerjanya. Pada transmisi CVT memanfaatkan dua komponen utama, yakni puli dan sabuk baja. Puli tersebut akan didorong sistem pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan lebih sempurna. Sementara, dua roda di belakang akan menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat. 

Sementara itu, cara kerja transmisi AT adalah menggunakan torque converter. Komponen tersebut akan memanfaatkan tekanan oli dari valve body dari transmisi otomatis. Hal itu berfungsi untuk menggerakkan input shaft. Sehingga, akselerasi AT lebih bagus dibandingkan CVT. Namun, hentakan saat perpindahan gigi lebih terasa, sehingga engine brake dari transmisi AT tidak semaksimal CVT.

Penggunaan bahan bakar pada transmisi CVT lebih irit karena terjadi penurunan RPM saat perpindahan gigi. Sehingga, bahan bakar yang masuk ruang bakar akan berkurang. Sementara, transmisi AT butuh banyak bahan bakar sehingga akselerasi yang dihasilkan lebih tinggi.

Baca juga: Pilihan Mobil Matic Murah dan Irit Bahan Bakar

Keunggulan dan kekurangan mobil transmisi CVT

1. Keunggulan mobil transmisi CVT

Berikut beberapa keunggulan dan kekurangan mobil CVT yang bisa dipertimbangkan sebelum memutuskan membeli mobil transmisi CVT:  

  • Mobil nyaman dikendarai karena ketika berpindah gigi tarikannya sangat halus.
  • Daya engine brake lebih besar sehingga bisa memberikan daya tanpa harus shifting.
  • Transmisi CVT tidak membuang tenaga dan bahan bakar berlebihan karena RPM cenderung lebih stabil sehingga bisa menghemat BBM.

2. Kekurangan mobil transmisi CVT

Berikut beberapa kekurangan mobil transmisi CVT:

  • Perawatan lebih mahal karena saat transmisi rusak harus diganti total, baik itu belt maupun pulley.
  • Mobil transmisi CVT tidak dirancang untuk memuat beban berat dan melewati medan terjal sehingga tidak bisa digunakan dalam kondisi tersebut.
  • Sulit untuk mendapatkan kecepatan secara cepat karena tarikan mesinnya terasa pelan sehingga tidak cocok digunakan dalam kondisi jalanan macet.

Keunggulan dan kekurangan mobil transmisi AT

1. Keunggulan mobil transmisi AT

Berikut beberapa keunggulan yang akan didapatkan jika memilih mobil transmisi AT:

  • Bisa merasakan akselerasi lebih cepat dibandingkan mobil transmisi CVT
  • Tidak perlu mengganti semua komponen jika ada yang rusak sehingga lebih hemat biaya
  • Perawatan bisa dilakukan di bengkel resmi terdekat

2. Kekurangan mobil transmisi AT

Mobil transmisi AT memang lebih mudah perawatannya, namun perhatikan juga beberapa kekurangannya sebagai berikut:

  • Saat melakukan perpindahan gigi, hentakan lebih terasa sehingga berkendara jadi kurang nyaman
  • Konsumsi bahan bakar lebih banyak daripada transmisi CVT
  • Perpindahan engine brake harus dilakukan bersamaan dengan perpindahan model transmisi

Baca juga: Deretan 12 Mobil Transmisi Manual Terbaru Desain Modern

Cara merawat mobil CVT

1. Jangan mengangkut beban terlalu berat

Jangan mengangkut beban terlalu berat.  Perhatikan daya angkut maksimal yang sudah ditentukan oleh pabrikan. Cek di buku manual berapa berat kosong dan maksimum mobil.

2. Ganti oli CVT dan lakukan service secara berkala

Selanjutnya, ganti oli CVT dan lakukan servis mobil secara berkala. Penggantian oli dapat dilakukan setiap kelipatan jarak tempuh mencapai 30.000 kilometer. Namun, apabila mobil yang digunakan bukan untuk harian dan tidak lewat jalan terlalu berat, ganti oli maksimal saat mencapai 50.000 km. Jangan lupa gunakan oli khusus CVT karena kandungannya berbeda dengan oli transmisi otomatis lain.

OtoFriends bisa melakukan servis teratur dengan memanfaatkan layanan booking online di aplikasi Otoklix. Sehingga, OtoFriends tidak perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan di bengkel terdekat. Dapatkan juga berbagai penawaran menarik dari Otoklix!

3. Hindari medan terjal

Mobil dengan transmisi CVT didesain untuk melewati medan lurus dan lancar. Sehingga, hindari medan yang terjal dan menanjak. Perlu diketahui, toleransi beban torsi dan tenaga CVT tidak sekuat transmisi konvensional.

4. Cermat dalam menempatkan posisi transmisi 

Transmisi CVT juga memiliki mode otomatis manual. Jika OtoFriends memilih manual, geser tuas transmisi dari posisi D (drive) ke posisi M (manual) yang juga dilengkapi tanda (+) untuk upshift dan tanda (-) untuk downshift. Mode manual tersebut memiliki teknologi yang bisa direspons dengan sistem computer transmisi dan torque converter yang ada di transmisi CVT.

Dengan demikian, pengendara harus bisa memposisikan transmisi dengan baik. Misalnya, saat melewati jalanan menanjak dengan mode manual, gunakan gigi rendah. Begitu pula saat berada dalam kecepatan tinggi, hindari langsung menurunkannya ke posisi gigi rendah.

Estimasi biaya perbaikan CVT 

Pada umumnya biaya perbaikan CBT sekitar Rp3 juta hingga Rp5 juta. Hal itu tergantung pada kondisi dan jenis kerusakan yang dialami. Biaya tersebut juga belum mencakup penggantian komponen transmisi CVT.

Apabila ada pergantian komponen, siapkan anggaran sekitar Rp20 juta hingga R30 jutaan. Sebab, konstruksi komponen transmisi CVT adalah satu kesatuan utuh. Apabila ingin biaya lebih murah, OtoFriends bisa beralih ke transmisi CVT copotan. Misalnya, pada mobil Grand Livina, transmisi CVT copotan dibanderol mulai dari Rp6 juta hingga Rp15 jutaan.  

Pertanyaan seputar CVT

CVT adalah salah satu jenis transmisi otomatis yang menggunakan sabuk baja dan dua buah puli untuk mengatur rasionya. Setiap puli memiliki diameter yang bisa berubah jadi lebih besar maupun lebih kecil. Diameter tersebut yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT. Rasio gigi membuat perpindahan gigi bergerak secara berkelanjutan sehingga tidak ditemukan jeda maupun hentakan.

Pada transmisi matic konvensional terdapat perpindahan percepatan, misalnya empat percepatan sehingga perpindahannya sangat terasa. Sementara, CVT jauh lebih lembut karena perpindahan gigi hanya mengandalkan rasio puli.

Beberapa mobil CVT yang populer di Indonesia di antaranya Toyota Veloz , Honda Mobilio, Toyota Raize, Honda City, dan Honda Jazz.