Shockbreaker mobil lebih rentan rusak daripada komponen lainnya karena menjadi tumpuan mobil. Oleh sebab itu, pemilik mobil harus tahu gejala apa saja yang menyebabkan shockbreaker aus. Berikut beberapa tips perawatan dan pembelian shockbreaker, serta estimasi biaya servis shockbreaker!

Biaya service shockbreaker mobil

Biaya servis shockbreaker mobil bergantung pada penyebab kerusakannya. Apabila kerusakannya disebabkan oleh oli bocor, biaya servis tidak terlalu mahal. Namun, bisa jadi ada komponen yang harus diganti agar oli tidak bocor lagi.

Untuk ganti seal shockbreaker, misalnya, diperlukan biaya sekitar Rp50 ribu hingga Rp100 ribuan, tergantung dari jenis mobil. Penggantian oli shockbreaker juga dibanderol mulai dari Rp50 ribuan. Sehingga, total biaya servis shockbreaker mobil yang diakibatkan seal bocor sekitar Rp200 ribu.

Baca juga: Mau ke Bengkel Shockbreaker Mobil? Cek Bagian Ini Dulu

Biaya ganti komponen shockbreaker mobil

Apabila diperlukan ganti komponen shockbreaker secara keseluruhan, dibutuhkan biaya mulai dari Rp1,5 jutaan untuk mobil keluaran Jepang. Sementara, penggantian komponen shockbreaker mobil keluaran Eropa mulai dari Rp3 jutaan.

Namun demikian, biaya tersebut juga bergantung pada merk shockbreaker yang digunakan konsumen. Kalau konsumen biasa menggunakan komponen yang biasa saja, harganya bisa lebih murah daripada harga aftermarket.

Tanda-tanda shockbreaker mobil sudah aus

1. Shockbreaker mengeluarkan oli

Waspada apabila oli keluar dari seal tabung shockbreaker. Itu menandakan shockbreaker sudah aus. Jika terus-menerus dibiarkan, shockbreaker akan keras dan berdecit saat direm maupun melewati jalanan rusak.

2. Bantingan mobil terasa kasar

Tanda shockbreaker mobil aus selanjutnya adalah deru mobil tampak kasar saat lewat jalanan tidak rata. Hal itu menandakan shockbreaker mobil turun performa. Perlu diketahui, shockbreaker berfungsi meredam guncangan ketika berkendara. Fungsi tersebut akan hilang apabila shockbreaker rusak. Oleh sebab itu, segera bawa mobil ke bengkel terdekat atau booking online melalui aplikasi Otoklix.

3. Timbul suara berisik

Shockbreaker mobil bermasalah apabila mobil mengeluarkan suara berisik, terutama di bagian suspensi belakang. Segera ganti shockbreaker sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius.

4. Mobil tampak miring (berat sebelah)

Apakah OtoFriends pernah melihat mobil tampak tidak stabil (berat sebelah) saat dikendarai? Hal itu menandakan shockbreaker mobil tidak kuat menahan beban muatan yang terlalu berat. Jika hal ini terjadi pada mobil OtoFriends, segera bawa ke bengkel terdekat, ya!

5. Ban aus tidak merata 

Jangan biarkan ban mobil aus atau tampak tidak merata di salah satu sisi. Hal itu menandakan shockbreaker mobil sudah rusak.

6. Terjadi penurunan performa rem

Shockbreaker mobil juga berperan penting untuk membuat kondisi rem tetap stabil. Apabila OtoFriends merasakan performa pengereman menurun, padahal rem baru diganti, bisa jadi itu disebabkan shockbreaker mobil rusak.

Saat shockbreaker tidak prima, peredaman akan berkurang. Hal ini juga berimbas pada suspensi dan perasaan limbung selama berkendara. Rusaknya shockbreaker mobil juga ditandai oleh berkurangnya pengereman mobil saat tekanan ban mudah berkurang dan permukaan ban tidak rata.

Baca juga: Service Shockbreaker Mobil, Rekondisi atau Ganti Baru?

Tips merawat shockbreaker

OtoFriends dapat melakukan perawatan shockbreaker agar komponen lainnya tidak ikut kena imbas. Pertama, periksa shockbreaker secara teratur setiap kelipatan 25 ribu atau 50 ribu kilometer. OtoFriends bisa memeriksanya sendiri dengan dongkrak atau ke bengkel terdekat.

Selain itu, batasi muatan mobil agar shockbreaker tetap stabil. Saat berkendara, hindari jalanan rusak atau mengerem mendadak ketika ada lubang di jalanan.

Cara memilih shockbreaker mobil

1. Cek kondisi fisik 

Agar terhindar dari shockbreaker bekas, periksa kondisi fisiknya terlebih dahulu. Shockbreaker bekas ditandai dengan adanya bekas titik las. Sementara, shockbreaker baru masih kinclong. Kemudian, cat pada shockbreaker mobil baru juga tampak rapi, tidak ada tambahan dempul penutup.

2. Pilih jenis material shockbreaker mobil terbaik 

Untuk mendapatkan shockbreaker terbaik, tentu jenis material juga diperhitungkan. Biasanya, shockbreaker yang didominasi oli lebih nyaman dipakai dan lebih empuk. Namun, apabila material shockbreaker dari gas, biasanya lebih keras. Banyak orang yang memilih shockbreaker berbahan oli karena cukup kuat dibandingkan jenis lainnya.

3. Sesuaikan dengan jenis kendaraan 

Ada dua jenis shockbreaker, yakni single action dan double action. Shockbreaker single action biasanya digunakan untuk mobil yang ringan, sementara shockbreaker double action digunakan pada mobil dengan banyak muatan.

Perbedaan antara kedua jenis shockbreaker tersebut adalah daya redam saat terkena guncangan. Shockbreaker single action hanya bekerja pada satu sisi, sementara double action di dua sisi. Sehingga, double action dinilai lebih efektif menyerap energi dari gerakan roda mobil. Namun demikian, shockbreaker double action tentunya lebih mahal daripada single action karena komponennya yang lebih kompleks.

Baca juga: Ciri Shockbreaker Mobil yang Bagus, Jangan Salah Pilih!

Pertanyaan seputar shockbreaker mobil

Biasanya penggantian shockbreaker mobil dilakukan saat usia pakai mobil di atas lima tahun atau setelah 50 ribu kilometer. Dalam kondisi normal, waktu pemakaian shockbreaker mobil bisa bertahan sampai lima tahun. Namun, jika sering lewat jalanan rusak, komponen tersebut rata-rata hanya dapat bertahan sampai tiga tahun.

Ketika shockbreaker mobil rusak atau bermasalah, tentu kenyamanan berkendara akan terganggu. Selain itu, saat dijalankan deru mobil tidak terasa halus. Hal itu bisa membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang di dalam mobil.

Shockbreaker yang rusak masih bisa diperbaiki. Namun, ada hal yang harus diperhatikan saat akan merekondisi shockbreaker. Pastikan kerusakan yang terjadi masih minor. Kalau sudah rusak total, tentu solusi terbaik adalah ganti shockbreaker baru.