Ada banyak artikel kelangkaan BBM yang bisa kita temui akhir-akhir ini. Kelangkaan tersebut tersebar di seluruh Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar atau di pulau padat penduduk saja. Kenapa begitu sering terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) saat ini padahal harga BBM sudah meningkat.
Tercatat menjelang kuartal akhir di tahun 2022, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dan Solar bersubsidi Rp6.800 per liter. Hal ini mengikuti perkembangan harga minyak dunia yang semakin meningkat pasca Pandemi Covid 19.
Berikut ini fakta-fakta kenaikan dan kelangkaan BBM 3 tahun terakhir lengkap dengan penyebabny di Blog Otoklix.
Baca juga: Riwayat Demo BBM Sepanjang 2022-2023, Apa Dampaknya?
Daftar Isi
Histori Kelangkaan BBM
Mengutipdari berbagai sumber, berikut ini histori kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sepanjang tahun 2021 hingga 2023.
1. Kelangkaan Solar dan Pertalite Tahun 2021
Mengutip dari berbagai sumber menyebutkan telah terjadi kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah daerah di Indonesia khususnya di wilayah Sumatera, Jambi hingga Jawa. Jenis bahan bakar yang langka adalah jenis Solar dan Pertalite (RON 90).
Masyarakat harus mengantri panjang setiap akan mengisi bensin kendaraan. Kelangkaan dari sektor energi ini cukup krusial dampaknya, oleh karena itu harus dibuat antisipasi untuk menghadapi risiko terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak tersebut.
Pemerintah dan badan usaha terkait di bidangnya seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan Pertamina harus duduk bersama untuk mengantisipasi hal tersebut.
Sedikitnya ada 5 penyebab kelangkaan BBM pada saat itu antara lain sebagai berikut:
- Meningkatnya harga minyak dunia di angka US 85 per barel sedangkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) hanya sebesar US 45 per barel yang tertulis di dalam APBN 2021.
- Keterbatasan dukungan yang dibutuhkan Pertamina sebagai perusahaan distributor bahan bakar di Indonesia di mana tetap harus menjaga harga bahan bakar tetap stabil namun biaya operasional pengiriman bertambah.
- Peningkatan aktivitas masyarakat khususnya sektor perekonomian pasca diberlakukannya sistem kelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
- Peningkatan aktivitas industri pertambangan saat harga komoditas lagi naik seperti harga batu bara.
- Kurangnya antisipasi dari Pemerintah dan badan usaha terkait.
2. Kelangkaan Solar dan Pertalite Tahun 2022
Kelangkaan Solar dan Pertalite kembali terjadi di tahun 2022, tepatnya saat kenaikan harga BBM di bulan April 2022.
Salah satu sumber portal berita menyebutkan bahwa PT Pertamina (Persero) menyebutkan kelangkaan tersebut sebagai bentuk respons dari kenaikan harga BBM Pertamax pada 1 April 2022.
Karena kenaikan harga Pertamax tersebut, banyak pemilik kendaraan yang pindah menggunakan Pertalite. Secara gak langsung permintaan jenis bensin ini ikut meningkat.
Kendati begitu, PJS Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Irto Ginting memastikan pasokan BBM bersubsidi di SPBU seharusnya lancar, khususnya jenis BBM Pertalite.
Bukan tanpa alasan, Pertamina telah mencatat secara real time kebutuhan masing-masing jenis BBM khususnya Pertalite setiap periodenya. Apalagi saat itu fase dari PPKM menuju kehidupan normal seperti biasa di mana aktivitas dan kebutuhan BBM akan kembali normal.
Salah satu anggota komite BPH Migas periode 2017-2021, Jugi Prajogio menyebutkan bahwa setiap SPBU seharusnya dapat mengantisipasi kekurangan pasokan tersebut karena BBM yang disalurkan khususnya BBM bersubsidi seperti Solar telah ditetapkan kuotanya berdasarkan kebutuhan masing-masin SPBU.
Apabila di tengah jalan terdapat kelangkaan maka bisa jadi ada penyelewengan dan kecurangan sistem yang terjadi dan dilakukan oleh oknum-oknum kurang bertanggung jawab.
Baca juga: Update Harga BBM September 2023, Banyak Yang Naik!
3. Kelangkaan BBM 2023
Kasus sulitnya mendapatkan BBM masih terjadi di tahun 2023. Dua di antaranya kasus kelangkaan di Banda Aceh dan di Sumba Barat Daya.
Kepemerintahan di Aceh melakukan rapat koordinasi untuk mencari solusi sekaligus mengantisipasi potensi kelangkaan bensin berkepanjangan.
Adapun upaya pemerintah menanggulangi kelangkaan BBM tersebut antara lain mengajukan permohonan kepada BPH Migas untuk menambah kuota BBM dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memberantas terjadinya tindak kecurangan dan penyelewengan dalam menyalurkan bahan bakar tersebut.
Hal yang sama juga terjadi di wilayah Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Antrian panjang terlihat di sejumlah SPBU pada bulan Agustus 2023 kemarin. Masyarakat setempat harus rela mengantri berjam-jam bahkan hingga memadati pinggiran jalan raya.
Namun, penyebab kelangkaan bensin di Sumba Darat dikarenakan minimnya SPBU yang beroperasi sehingga masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mengisi bensin. Walaupun saat ini sudah ada penambahan jumlah SPBU, akan tetapi belum cukup efisien.
Penyebab Kelangkaan BBM dan Solusinya
Merangkum dari contoh kasus kelangkaan bahan bakar minyak sejak tahun 2021, 2022, hingga 2023 maka hampir seluruh kasus kelangkaan ini disebabkan penyesuaian jumlah kuota pasca Pandemi Covid 19 dan aturan PPKM dari pemerintah.
Di mana saat PPKM berlangsung, aktivitas masyarakat di luar rumah terbatas. Sedangkan saat ditetapkan kelonggaran hingga dihapuskannya sistem PPKM, aktivitas masyarakat Indonesia kembali padat sehingga konsumsi bensin ikut meningkat.
Hal tersebut disusul dengan meningkatnya harga minyak dunia berimbas pada naiknya seluruh kebutuhan dan komoditas di berbagai sektor. Sehingga PT Pertamina (Persero) harus ekstra mempertimbangkan penyesuaian harga yang tepat.
Pasalnya Pertamina berada di posisi di mana sulit untuk menaikkan harga BBM namun biaya operasoinal dan pendistribusian BBM yang ikut naik dan menjadi beban Pertamina sendiri sehingga mau gak mau harus ada penyesuaian harga.
Di tengah banyaknya pertimbangan tersebut, masyarakat sudah harus kembali melakukan aktivitas perekonomian yang membutuhkan bahan bakar minyak.
Akibat peristiwa kelangkaan BBM ini yang paling mencolok adalah selain sulit menemukan jenis BBM tertentu seperti BBM bersubsidi, juga antrian kendaraan yang cukup panjang di SPBU bahkan bisa berjam-jam.
Melihat masalah tersebut pemerintah mengambil langkah tegas dengan menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar serta membenahi sistem subsidi agar tepat sasaran.
Baca juga: Bantuan BBM Cair! Ini Cara Daftar dan Cek Penerima BLT BBM
Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini ada banyak konsumen BBM bersubsidi saat ini justru masyarakat yang berada di perekoenomian menengah ke atas, padahal peruntukkan BBM bersubsidi tersebut untuk masyarakat kalangkan ekonomi menengah ke bawah.
Karenanya pemerintah semakin meningkatkan keamanan dan sistem penyaluran dan pendistribusian BBM bersubsidi agar tepat sasaran.
Meski begitu, kita sebagai pemilik kendaraan juga harus paham jenis BBM mana yang harus kita gunakan. Sesuaikan jenis BBM dengan nilai rasio kompresi kendaraan kita. Dengan begitu, kita juga ikut memelihara kondisi mesin mobil agar supaya tarikannya lebih ringan.
Cara lain untuk menjaga kondisi dapur pacu mobil adalah dengan rutin melakukan servis ringan seperti ganti oli mobil hingga servis berat seperti servis tune up.
Percayakan Bengkel Otoklix menjadi teman OtoFriends untuk merawat dan memeliahraan kendaraan bermotor roda 4 tersebut agar kondisinya selalu prima.
Pertanyaan Seputar Kelangkaan BBM :
Merangkum dari contoh kasus kelangkaan bahan bakar minyak sejak tahun 2021, 2022, hingga 2023 maka hampir seluruh kasus kelangkaan ini disebabkan penyesuaian jumlah kuota pasca Pandemi Covid 19 dan aturan PPKM dari pemerintah.
Hal tersebut disusul dengan meningkatnya harga minyak dunia berimbas pada naiknya seluruh kebutuhan dan komoditas di berbagai sektor. Sehingga PT Pertamina (Persero) harus ekstra mempertimbangkan penyesuaian harga yang tepat.
Melihat masalah tersebut pemerintah mengambil langkah tegas dengan menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar serta membenahi sistem subsidi agar tepat sasaran.