Tiba-tiba saja mesin meraung saat injak kopling padahal kita belum menginjak pedal gas merupakan tanda bahwa putara RPM mobil naik sendiri.
Selang beberapa saat kemudian, RPM akan sulit untuk turun dan mobil bisa lepas kontrol sampai menabrak objek yang ada disekitarnya, apalagi bila mobil OtoFriends bertransmisi otomatis.
Bila kita menunda untuk memperbaikinya, maka berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Artikel ini akan membahas mengenai penyebab RPM mobil naik sendiri dan cara mengatasi RPM naik turun.
Daftar Isi
Kenali kondisi RPM mobil naik turun
Revolutions per Minute atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan rotasi per menit (RPM) adalah istilah yang digunakan untuk menghitung rotasi perputaran crankshaft mesin (poros engkol) dari stang piston terhadap sumbunya dalam kurun waktu satu menit.
Saat mobil atau motor melaju lebih lambat, makan ban mobil akan berputar pada kecepatan tertentu. Selain menggunakan RPM, kita juga bisa menghitungnya dengan melihat speedometer.
Satu RPM dapat diartikan sebagai satu kali putaran poros engkol. Kita bisa melihatnya di tachometer mobil untuk mengetahui angka RPM pada dial. Untuk membaca tachometer, caranya adalah dengan mengalikan 1000 sebagai ketentuan perhitungan RPM.
Sebagai contoh bila rotasi mobil telah mencapai 4.000 RPM, maka hasil konversi perhitungan dalam satuan detiknya bisa diasumsikan bahwa mobil telah berputar sebanyak 66,67 kali.
Idealnya, putaran poros ini bisa terjadi sampai angka 6.000 RPM. Namun, angka tersebut tetap menyesuaikan jenis mobil dan tenaga mesin yang dihasilkan.
RPM akan meningkat saat kita menekan pedal gas, yang terjadi sebaliknya bila kita melepas pedal gas atau menginjak pedal rem mobil, maka RPM akan turun.
Banyak kasus ditemukan bawah RPM mobil naik sendiri padahal kita belum menginjak pedal gas, kita bisa mengetahuinya dengan melihat indikator RPM naik saat lampu menyala.
Ada banyak penyebab RPM mobil naik sendiri atau RPM mobil tinggi tenaga kurang, atau bahkan penyebab gas mobil atau RPM naik turun sendiri.
Baca juga: Service AC Mobil: Waktu, Manfaat, dan Biaya Service
Penyebab RPM Mobil Naik Sendiri
Ada 6 penyebab gas mobil naik turun sendiri yang mempengaruhi performa dan mesin mobil bekerja. OtoFriends harus mengetahuinya agar bisa memperbaiki dan mengontrol mobil kembali, berikut ini penyebabnya.
1. Throttle body kotor
Penyebab RPM mobil naik sendiri yang pertama adalah karena throttle body yang kurang terawat sehingga throttle kurang bisa beroperasi dengan maksimal, khususnya pada mobil injeksi atau mobil yang sudah menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI).
Fungsi RPM sebagai pemasok udara yang dibutuhkan sebelum masuk ke mesin. Filter udara yang ada di dalamnya harus rutin dibersihkan agar sirkulasi udara bisa lancar.
Karena jika tidak, maka kotoran yang melintasi filter tersebut akan tertinggal, menumpuk bahkan sampai berkerak untuk jangka waktu yang lama.
Kotoran yang menempel dan berkerak tersebut akan menyumbat sirkulasi udara pada filter udara sehingga throttle kurang maksimal dalam menjalankan fungsinya.
Cara mengatasi RPM naik turun karena throttle adalah kita bisa rutin membersihkan komponen mobil ini minimal seminggu sekali.
2. Celah platina terlalu lebar
Kasus lain ditemukan pada mobil konvensional yang menggunakan platina pada sistem pengapiannya. Pemilik mobil perlu melakukan pengecekan platina dengan rutin untuk mengatur celah platina agar tidak terlalu lebar.
Yang akan terjadi bila celah platina melebar adalah RPM mobil naik sendiri pada karburator. Untuk itu, kita perlu melakukan servis mobil secara berkala dan rutin untuk melakukan penyetelan platina.
Setelah servis mobil selesai, OtoFriends juga perlu untuk mengecek kembali apakah platina sudah disetel sesuai standar.
3. Gangguan pada idle speed control
Idle speed control atau ISC yang kurang bekerja dengan maksimal bisa menjadi pemicu RPM mobil naik sendiri. Fungsinya sebagai pengatur RPM idle untuk tetap stabil dalam meneruskan perintah ECU kepada komputer mesin sekalipun mesin mobil sedang melakukan akselerasi.
Baca juga: Sebelum Remap Ecu Mobil, Kenali Kekurangan dan Kelebihannya
Biasanya, kerusakan pada ISC diakibatkan tersumbatnya filter udara yang jarang dibersihkan sehingga menumpuk kotoran. Kotoran yang tidak dibersihkan tersebut akan menumpuk dan berkerak dan membuat filter udara pada sistem ISC tersumbat.
4. Gangguan pada sensor mass air flow
Penyebab RPM mobil naik sendiri selanjutnya adalah adanya gangguan pada sistem sensor mass air flow atau MAF yang jarang dibersihkan. MAF memiliki peran cukup krusial dalam mendeteksi jumlah udara yang masuk ke dalam mesin berdasarkan laju kecepatan mobil kita.
Letak sensor ini berada di filter udara, sehingga saat filter udara tersebut kotor atau rusak maka sensor MAF juga sulit melakukan fungsinya.
Dampak yang terjadi pembakaran bensin yang keluar dari bagian injektor bervolume kurang stabil dan jarum RPM mobil naik turun.
5. Freon AC mobil tidak lancar
Sirkulasi pada freon AC yang kurang stabil atau mengalami penyumbatan juga bisa berpotensi membuat RPM mobil naik sendiri.
Saat kondensor AC mengalami penyumbatan karena debu dan kotoran akibat sirkulasi freon yang kurang stabil menambah beban kerja mesin mobil saat kita berkendara dengan kondisi AC mobil menyala. Pada kondisi seperti itu RPM jadi ikut kurang stabil dan indikator RPM mobil naik turun.
Baca juga: Kenali 6 Penyebab Freon AC Mobil Cepat Habis
6. Kerusakan selang vacuum advancer
Penyebab RPM mobil naik sendiri yang terakhir adalah kerusakan pada selang vacuum advancer. Peran vacuum advancer yang mendukung sistem pengapian pada platina dengan cara mengatur waktu kapan pemercika busi menggunakan sistem kevakuman pada intake manifold.
Pemercikan busi ini terjadi karena adanya beban yang diterima mesin. Di saat yang bersamaan, sistem kevakuman pada intake manifold berkurang. Di saat itulah vacuum advancer berperan untuk memanipulasi posisi platina sehingga bisa mengatur waktu pemercikan busi.
Apabila selang pada vacuum advancer malfungsi maka sistem pengapian menjadi kurang stabil sekalipun mesin mobil dalam keadaan stabil. Proses ini yang membuat RPM mobil naik sendiri.
Cara mengatasi RPM naik turun
Setelah mengetahui penyebab gas mobil naik turun sendiri, maka kita bisa menentukan langkah mengatasi RPM mobil naik sendiri itu sesuai akar masalahnya. Ada tiga cara mengatasi RPM naik turun yang bisa dilakukan di rumah, di antaranya sebagai berikut.
1. Bersihkan idle speed control
Apabila penyebab gas mobil naik turun sendiri karena kurang stabilnya jarum RPM yakni idle speed control atau throttle body maka kita bisa membersihkannya menggunakan kain atau lap bersih dan cairan pembersih khusus.
Bersihkan bagian katup ISC menggunakan kain atau lap bersih tersebut. Jika sudah bersih, maka kita bisa membersihkan lubang ISC menggunakan cairan pembersih khusus seperti carburator cleaner dengan jenis spray.
2. Bersihkan mass air flow
Namun, bila ternyata penyebab RPM mobil naik sendiri adalah mass air flow, maka kita bisa mengatasinya dengan membersihkan sensor mass air flow menggunakan carbu cleaner spray.
3. Bersihkan throttle body
Sama halnya dengan sensor mass air flow dan idle speed control, throttle body juga harus rutin. Sebelum membersihkannya, kita harus melepas komponen kelistrikan mobil dari sistem TAC baru bisa dibersihkan. Selain itu, komponen lain yang perlu dibersihkan adalah selang vakum.
Untuk menghindari tragedi RPM mobil naik sendiri, kita perlu rutin menservis mobil rutin di bengkel mobil yang bisa OtoFriends andalkan. OtoFriends bisa percayakan pada aplikasi Otoklix. Kamu bisa berkesempatan mendapatkan paket servis mobil lengkap sampai diskon biaya servis mobil.
Pertanyaan Seputar RPM Mobil Naik Sendiri
Memaksakan mesin mobil pada RPM tinggi juga mengakibatkan kendaraan lebih boros bahan bakar. Pasalnya, dengan bukaan gas yang lebar maka konsumsi bahan bakar yang diperlukan juga semakin banyak.
Biaya jasa bengkel mobil seperti servis berkala, tune up, balancing and spooring, servis AC, berkisar antara Rp30 ribu – Rp1,5 juta.
Biaya jasa bengkel mobil seperti servis berkala, tune up, balancing and spooring, servis AC, berkisar antara Rp30 ribu – Rp1,5 juta.