Pergantian oli mobil dibutuhkan untuk tetap menjaga performa mesin. Oli sangat penting untuk menjaga kinerja mesin mobil. Oli berfungsi sebagai pelumas untuk menghindari gesekan antar elemen mesin. Dengan rutinnya melakukan servis ganti oli, mesin mobil akan tetap halus dan terhindar dari kerusakan fatal.  

Kapan waktu yang tepat untuk ganti oli?

Dalam pergantian oli, biasanya terdapat tiga jenis oli yang harus diganti, oli mesin, oli transmisi untuk persneling dan oli gardan. Namun, yang paling sering diganti adalah oli mesin. Soal waktu penggantian oli biasanya tercantum di buku manual yaitu sudah mencapai 10.000 km harus diganti olinya pertama kali. 

Selanjutnya, kelipatan 10.000 km atau setiap 6 bulan sekali. Namun angka tersebut digunakan jika Anda menggunakan jenis oli full sintetik, jika oli yang digunakan mengandung campuran mineral maka hitungannya adalah setiap 5.000 km. 

Baca juga: Ganti Oli Mesin Berapa KM? Ini Aturannya!

Apa Arti SAE, API dan JASO?

Dalam penggantian oli, harus memperhatikan beberapa hal. Selain merk, perhatikan juga jenis oli. Salah satunya terkait kode SAE pada oli. Selain SAE, ada juga API dan JASO. 

SAE

Banyak yang belum mengenal apa itu kode SAE. Sebenarnya SAE merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers, sebuah lembaga internasional yang mengatur standarisasi terkait indeks kekentalan oli untuk mesin kendaraan. SAE juga mengatur standar kemampuan oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin di suatu lingkungan. Standar kode oli yang dibuat oleh SAE dapat ditemukan pada setiap kemasan oli untuk kendaraan.

Kode SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu dingin atau panas. Jika angka indeks SAE kecil artinya oli semakin cair. Sehingga kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin kecil. 

Ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika. Pada oli mesin mobil biasanya diikuti huruf W singkatan dari winter (musim dingin) yang artinya penggunaan oli tersebut bisa sampai -20 derajat celcius. Misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE 20W.

API

Selain SAE, ada juga kode API. API merupakan singkatan dari American Petroleum Institute merupakan sebuah kode standar yang menentukan kualitas oli. Pada kemasan oli kita akan melihat kode API dengan 2 tambahan alfabet huruf dibelakangnya misalnya ‘API SN’ atau ‘API CH’. Huruf pertama untuk menentukan jika jenis kendaraan bensin atau gasoline dilambangkan dengan kode S, sedangkan mesin diesel menggunakan kode huruf C.

Oli yang digunakan pada mobil-mobil keluaran tahun yang lebih baru akan menggunakan oli dengan kode pada alfabet keduanya yang mendekati huruf Z. Untuk mobil keluaran lama tidak dianjurkan untuk menggunakan oli keluaran terbaru. Hal ini disebabkan karena mesin mereka tidak dirancang untuk menerima tingkat kekentalan oli tertentu.

JASO

Yang terakhir, JASO. JASO merupakan singkatan dari Japanese Automotive Standart Association, yakni lembaga Jepang yang mengecek standar kualitas oli. Kode JASO pada botol oli berarti oli tersebut cocok untuk motor. Kode JASO memang biasa diperuntukan untuk motor, bukan mobil.

Baca juga: Telat Ganti Oli Bisa Bikin Turun Mesin Mobil, Segini Biayanya!

Apa Saja Jenis Oli?

Namun, khusus untuk mobil, di antara SAE dan API yang paling umum ditemui adalah oli dengan kode SAE. Oli yang digunakan kendaraan paling banyak adalah oli multigrade di mana kekentalannya menyesuaikan pada rentang temperatur mesin. Ini bisa dilihat angka yang mengikuti di belakangnya. Seperti SAE 5W-20 yang artinya suhu terendah oli tingkat kekentalannya 5, sedangkan pada suhu maksimum (panas) tingkat kekentalan oli 40. 

Semakin rendah suhu udara di luar maka mobil membutuhkan oli yang lebih cair dengan kode 0W atau 5W. Namun semakin panas cuaca maka dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan lebih tinggi. Pemakaian kekentalan oli yang tidak sesuai dengan suhu negara bisa menyebabkan kinerja oli tidak maksimal. 

Oli 10W-40

Oli dengan jenis 10w40 merujuk pada angka SAE yang merupakan kode tingkat viskositas atau kekentalan oli.  Angka 10w40 tandanya multigrade, artinya kekentalannya berubah saat cuaca dingin dan panas. SAE 10W40 berarti pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 10W, pada suhu tinggi seperti SAE 40.

Oli 5W-30

Oli dengan viskositas 5W-30 merupakan pelumas ideal yang mampu bekerja maksimal melindungi mesin pada suhu rendah dan juga sangat efektif ketika suhu mesin tinggi. Artinya, kedua jenis oli ini dapat digunakan pada mobil di sebagian besar kondisi suhu yang beragam.

Oli 5W-40

Sebaiknya penggunaan oli 5W-40 lebih dominan digunakan pada mesin berkinerja tinggi yang memiliki suhu dan beban pengoperasian lebih tinggi. Apabila kendaraan bukan mobil dengan performa tinggi, maka oli 5W-30 adalah pilihan yang baik.

Baca juga: Teliti Saat Teliti Saat Memilih Oli Mesin Mobil Terbaik, Ini Tipsnya!

Nah, setelah mengetahui jenis-jenis oli beserta kode yang membedakan, maka pemilik kendaraan harus rutin melakukan pergantian. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan mesin yang diawali dengan tidak disiplin dalam mengganti oli. Sebaiknya buatlah jadwal berkala melakukan pergantian oli. 

Nah, OtoFriends yang ingin melakukan servis ganti oli bisa melakukan booking servis melalui OtoKlix. Di aplikasi Otoklix, OtoFriends bisa memilih bengkel servis terdekat untuk mengecek performa kendaraan. Otoklix merupakan aplikasi booking service mobil yang telah bekerja sama dengan 2.000+ bengkel umum se-Jabodetabek. Harganya transparan karena OtoFriends hanya perlu membayar sesuai dengan harga yang tertera saat booking. Segera booking servis ganti oli di aplikasi Otoklix.