Menjaga keselamatan berkendara adalah salah satu poin utama dalam pengelolaan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, setiap pengemudi mobil operasional wajib dibekali dengan informasi cara berkendara yang aman. Namun, tidak sampai di situ. HR/GA juga perlu memastikan keselamatan berkendara menjadi kultur yang positif di perusahaan.
Kalau setiap pengemudi mengemudi dengan aman dan mematuhi aturan lalu lintas, tentu kegiatan operasional bisa berjalan lebih lancar.
Berikut ini Otoklix bakal membahas bagaimana cara membangun kultur keselamatan berkendara dan juga apa saja tips berkendara dengan aman.
Baca juga: 6 Tips HR/GA Mengatur Jadwal Servis Rutin Mobil Operasional
Daftar Isi
Tips Membangun Kultur Keselamatan Berkendara
Dalam sebuah perusahaan, salah satu peran HR/GA adalah melakukan pengelolaan kendaraan operasional, yang mana di dalamnya termasuk manajemen keselamatan berkendara. ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk membangun kultur keselamatan berkendara. Sebab, tidak semua pengemudi langsung bisa mengikuti arahan berkendara dengan aman.
1. Membuat kebijakan yang jelas
Manajemen bisa membuat kebijakan yang tertulis, jelas, mudah dipahami, dan pastinya harus diketahui oleh seluruh pekerja. Kebijakan itu perlu didukung dan dilakukan upaya yang nyata dari pihak manajemen dan pimpinan.
Tujuannya untuk membuktikan bahwa perusahaan benar-benar berkomitmen terhadap keselamatan kerja. Upaya nyata yang bisa dilakukan antara lain menerapkan prosedur dan peraturan, menyediakan fasilitas mobil operasional yang memadai, dan sumber daya yang mumpuni.
2. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja
Perusahaan harus membuat peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang mudah dimengerti, dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada pengemudi. Prosedur yang dibuat juga harus dibuat berurutan, tahap demi tahap, dan menunjukkan arus (flow) yang jelas.
Tujuan dari diterapkannya prosedur adalah untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja, melindungi pengemudi dari potensi terjadinya kecelakaan, dan juga mengatur perilaku mengemudi. Perilaku mengemudi yang baik dan taat aturan tidak hanya menciptakan budaya keselamatan yang baik, tetapi juga menjaga kondisi kendaraan.
3. Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh manajemen akan menghasilkan persepsi yang nantinya bisa diinterpretasikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Oleh sebab itu perlu untuk mengkomunikasikan dengan baik. Anda juga bisa menerapkan komunikasi yang transparan dan dua arah untuk menerima masukan dan saran dari karyawan.
4. Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja
Budaya keselamatan berkendara bisa terbentuk secara efektif kalau dilakukan secara nyata. Salah satu bentuk nyata komitmen manajemen adalah keterlibatan langsung dari pekerja. Keterlibatan pekerja bisa tercapai dengan berbagai cara sebagai berikut.
- Memberi masukan penyusunan prosedur dan cara kerja yang aman
- Menjalankan dan melaksanakan kegiatan operasional dengan cara yang aman
- Mengingatkan pekerja lain tentang keselamatan berkendara
Keterlibatan pekerja akan membuat pekerja lebih berdaya dan juga mendorong penerapan dengan rasa penuh tanggung jawab. Sehingga budaya keselamatan berkendara bisa lebih terbangun dengan kuat.
Baca juga: Lebih Aman Berkendara, Yuk Ketahui Apa itu Blind Spot!
5. Lingkungan sosial pengemudi
Budaya keselamatan berkendara adalah kombinasi sikap, norma, dan persepsi pengemudi terhadap keselamatan berkendara. Oleh sebab itu, salah satu cara membangun kultur keselamatan berkendara adalah melihat lingkungan sosial pengemudi. Pasalnya, lingkungan sosial tersebut yang membentuk budaya keselamatan berkendara.
Lingkungan kerja juga sangat berpengaruh dalam membentuk budaya keselamatan berkendara. Budaya keselamatan dikatakan baik kalau tidak ada yang saling menyalahkan di antara pekerja maupun pekerja dengan manajer saat terjadi kecelakaan berkendara.
6. Perilaku keselamatan berkendara
Salah satu penyebab dasar terjadinya kecelakaan saat berkendara adalah perilaku yang tidak aman, berupa kesalahan atau kelalaian oleh manusia. Oleh sebab itu, sebaiknya pengemudi bisa mematuhi prosedur yang sudah ditetapkan tanpa harus diawasi.
7. Kepemimpinan keselamatan (safety leadership)
Salah satu yang memotivasi pekerja adalah dengan melihat adanya contoh teladan yang baik dari atasan. Keteladanan tersebut berupa sikap, moral, kecerdasan, kinerja, dan sebagainya. Jenis ini yang sangat diutamakan untuk membangun kultur keselamatan berkendara.
Itu dia 7 cara membangun kultur keselamatan berkendara. Selanjutnya kita akan membahas tips menjaga keselamatan berkendara.
Baca juga: Anti-Lock Braking System, Fitur Keselamatan Mobil Modern
Tips Menjaga Keselamatan Berkendara
Umumnya kecelakaan kerja terjadi akibat pengemudi yang lalai saat berkendara. Oleh sebab itu, penting bagi setiap pengendara untuk menerapkan safety riding saat mengemudi. Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk terhindar dari risiko kecelakaan.
1. Mengecek kondisi kendaraan
Biasakan untuk mengecek kondisi mobil operasional sebelum berangkat. Pengecekan yang bisa dilakukan antara lain memeriksa tekanan angin ban, isi air radiator, dan bahan bakar sudah terisi dengan cukup. Pastikan juga mesin dan komponen mobil lain bisa berfungsi dengan baik.
2. Mengatur posisi jok yang nyaman
Berkendara dengan nyaman adalah salah satu kunci keselamatan berkendara. Pastikan kursi sudah dalam posisi yang sesuai. Posisikan jarak antara Anda dengan kemudi tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh, sehingga lebih mudah memutar setir dan juga menggapai pedal dengan mudah.
3. Memakai sabuk pengaman
Pastikan juga memakai sabuk pengaman dengan benar. Selain memberikan rasa aman, memakai sabuk pengaman juga membuat berkendara jadi lebih nyaman.
4. Menaati rambu lalu lintas dan marka jalan
Indonesia punya sejumlah aturan lalu lintas. Pastikan untuk memahami setiap aturan tersebut agar tidak terjadi kecelakaan dengan kendaraan lain.
5. Menjaga kecepatan mobil
Anda perlu menjaga kecepatan mobil tetap stabil dalam berkendara. Selain itu, patuhi juga batas kecepatan mobil. Misalnya ketika berkendara di jalan tol kecepatannya sekitar 60 km/jam hingga 100 km/jam, kalau berkendara di jalan raya perkotaan kecepatannya maksimal 50 km/jam. Berbeda lagi berkendara di tengah permukiman, kecepatan maksimalnya adalah 30 km/jam.
6. Hindari menggunakan HP
Menggunakan HP ketika mengemudi bisa membuat fokus teralihkan, sehingga tidak memperhatikan kondisi sekitar dengan baik. Gunakan ponsel secara bijak, misalnya hanya untuk mengecek maps saja. Kalau mau melakukan aktivitas lain di ponsel, sebaiknya menepi dan berhenti terlebih dahulu.
7. Tidak menyetir saat mengantuk
Apabila di tengah perjalanan Anda merasa mengantuk, sebaiknya segera berhenti dan cari tempat aman untuk beristirahat. Anda sebaiknya tidak meneruskan perjalanan dalam kondisi kelelahan. Pasalnya, lelah dan mengantuk membuat pengemudi hilang fokus dan lengah.
Itu dia sejumlah cara untuk membangun budaya keselamatan berkendara dan juga tips berkendara dengan aman.
Tips lain berkendara dengan aman adalah melakukan servis berkala. Servis berkala mobil operasional lebih mudah dan hemat dengan Otoklix for Business.
Otoklix for Business adalah partner terpercaya dalam perawatan kendaraan operasional dan manajemen fleet.
Dengan 600+ bengkel mitra di seluruh Indonesia, garansi 14 hari, layanan pelanggan yang responsif, dan harga kompetitif, Otoklix berfokus pada efisiensi dan keandalan operasional kendaraan bisnis Anda di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat layanan unggulannya seperti, Home Service, Layanan Antar Jemput Gratis, dan Emergency Handling.
Pertanyaan Seputar Keselamatan Berkendara
Keselamatan berkendara adalah keadaan aman yang terhindar dari berbagai risiko yang bisa membahayakan diri, baik pengguna jalan maupun pengendara.
Tujuan dari keselamatan di jalan raya adalah menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Rendahnya angka kecelakaan lalu lintas membuat kesejahteraan dan keselamatan di jalan raya makin terjamin .
Menjaga keselamatan berkendara adalah salah satu hal penting untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas dan juga menyelamatkan nyawa. Sebab, kecelakaan lalu lintas bisa menyebabkan kerugian besar, baik secara materi maupun non materi.