Salah satu kecelakaan tragis yang terjadi di Cibubur terjadi pada pertengahan tahun 2022. Kecelakaan di Cibubur tersebut terjadi antara truk Pertamina dengan sejumlah kendaraan bermotor roda empat dan dua.

Peristiwa kecelakaan Cibubur truk Pertamina tersebut memakan belasan korban luka dan korban meninggal. Kendati demikian, menurut warga sekitar dan kepolisian mengungkapkan bahwa kecelakaan tragis yang terjadi di daerah tersebut bukan yang pertama kali.

Bagaimana kronologi kecelakaan tersebut? Mengapa sering sekali terjadi kecelakaan di Cibubur CBD? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini di Blog Otomotif Otoklix.

Baca juga: Saat Terjadi Kecelakaan Mobil, Lakukan 5 Hal Ini

Kronologi Kecelakaan Cibubur CBD

Kecelakaan di Cibubur yang menyeret mobil truk Pertamina dan 12 kendaraan lainnya terjadi pada hari Minggu, 18 Juli 2022 sekitar jam 3-4 sore. Mengutip dari laman resminya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berikut ini kronologi kejadiannya.

Truk Pertamina berangkat dari TBBM Plumpang, Jakarta Utara menuju Cileungsi, Kabupaten Bogor pada pukul 14.00 WIB. Kendaraan berat 4 sumbu dengan 14 roda tersebut membawa BBM Pertalite sebanyak 24 ribu liter. Di dalamnya terdapat 2 orang yang terdiri pengemudi dan pembantu pengemudi atau kenek.

Bermula saat truk tronton tersebut melintasi rute Jalan Tol Rawamangun-Cawang, pengemudi mendengar suara seperti suara desis yang disebabkan oleh kebocoran udara tekan. 

Namun, saat pengemudi tersebut memberhentikan truk dan memeriksa kondisinya, sumber penyebab suara tersebut gak ditemukan sehingga pengemudi memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Saat truk melintas keluar dari Gerbang Tol Cibubur dengan melalui rute Jalan Transyogi, keanehan kembali terasa. Sekitar pukul 15.29 WIB, pengemudi merasa sistem pengereman truk tangki tersebut mengalami penurunan performa disaat posisi persneling berada di roda gigi 5. Dengan kondisi tersebut, pengemudi langsung berpindah ke lajur .

Kemudian, pengemudi berusaha menghentikan truk dengan cara menginjak pedal rem kaki (service brake) secara terus-menerus sambil memindahkan gigi ke roda terendah. Akan tetapi, usahanya gagal. Celakanya lagi, setelah melintasi APILL CBD Cibubur, konstruksi jalanan menurun dan terdapat lampu lalu lintas.

Di saat pengemudi berusaha menghentikan laju truk, lampu lalu lintas tersebut sedang berwarna merah dan banyak kendaraan bermotor roda 2 dan 4 yang sedang berhenti. Tabrakan beruntun pun gak bisa dihindari lagi.

KNKT menyebutkan hasil temuannya di lapangan bahwa skidmark atau jejak pengereman tidak ditemukan di permukaan jalan di lokasi kecelakaan tersebut. 

Justru yang KNKT temukan adalah perbedaan tinggi 20 meter pada jarak kurang lebih 1 kilometer yang menjadi salah satu pemicu risiko gagal nanjak dan gagal sistem pengereman yang disebabkan konstruksi jalan yang relatif kecil.

Pasca terjadinya kecelakaan tragis tersebut, sopir dan kenek truk langsung meminta warga sekitar lokasi kecelakaan untuk membawa mereka ke kantor polisi. Sopir dan kenek tersebut dibawa ke Polsek Jatisampurna untuk kemudian diserahkan ke Polres Metro Bekasi Kota.

Dari insiden tragis tersebut, memakan korban 15 orang yang terdiri dari 1 orang anak-anak berusia 4 tahun, 10 orang meninggal dan 5 orang luka-luka.

Baca juga: 10 Kerusakan dan Efek pada Mobil Pasca Kecelakaan

Penyebab Kecelakan di Cibubur

Dugaan awal Dirlantas Polda Metro Jaya saat itu adalah sistem pengereman blong sehingga pengemudi sulit mengendalikan truk, konstruksi jalanan menurun dan terdapat traffic light yang membuat kecelakan di Cibubur tersebut gak bisa dihindari.

Melanjutkan dari hasil investigasi KNKT yang tertulis pada laman resminya tersebut menyebutkan bahwa skidmark atau jejak pengereman tidak ditemukan di lokasi kecelakaan.

Penyebab kecelakaan tersebut karena truk tangki Pertamina yang mengalami gagal sistem pengereman sehingga truk menabrak trotoar dan sejumlah kendaraan.

Gagal rem yang dialami truk tangki Pertamina tersebut disebabkan oleh persediaan udara tekan pada tabung yang rendah sehingga sulit mengoperasikan sistem pengeremannya. 

Kondisi menurunnya tekanan udara tersebut bisa disebabkan oleh dua faktor, yakni kebocoran solenoid valve klakson tambahan atau karena travel stroke kampas rem yang truk gunakan gak sesuai standar.

Karena faktor-faktor pemicu tekanan udara berkurang yang membuat pengemudi gak bisa mengoperasikan sistem pengereman berkali-kali.

Selain karena teknis dan kondisi mobil truk tersebut, konstruksi jalan mempengaruhi insiden kecelakaan maut di cibubur. 

Secara geometrik, Jalan Transyogi telah memenuhi standar keamanan jalan, namun adanya bukaan median untuk memutar arah dan akses jalan perumahan yang menjadi faktor cukup mempengaruhi kecelakaan tersebut.

Terdapat rambu lalu lintas dan papan iklan reklame yang saling tumpang tindih membuat pengguna jalan sulit menemukan informasi lalu lintas. Kondisi seperti itu yang menurunkan tingkat kewaspadaan dan menciptakan potensi kecelakaan.

Baca juga: Pasal Kecelakaan Lalu Lintas, Hukum Penjara Hingga Denda

Pentingnya Memeriksa Kondisi Rem Mobil

Belajar dari insiden kecelakaan Cibubur antara truk Pertamina dan 12 kendaraan lainnya, membuat kita menarik kesimpulan bahwa sistem pengereman memiliki peran yang cukup krusial untuk mengatur laju dan kecepatan mobil.

Khususnya bila kita sedang berkendara di medan jalan menurun, permukaan jalan yang licin, atau mengemudi saat hujan, peran sistem pengereman sangat penting. 

Sistem pengeram dapat melambatkan laju dan kecepatan kendaraan hingga benar-benar berhenti sebelum terjadinya benturan dan tabrakan.

Waktu ideal untuk memeriksa komponen rem yakni saat mobil telah menempuh jarak sekitar 20.000-30.000 kilometer berlaku kelipatan. 

Jika mobil telah melewati jarak tempuh lebih dari 30.000 kilometer namun kita tetap memaksakannya maka kemampuan menahan laju kendaraannya akan menurun bahkan gak bekerja sama sekali.

Secara garis besar, biaya yang akan kita butuhkan saat servis rem mobil antara lain biaya untuk membersihkan komponen rem yang kotor, biaya penggantian spare part seperti kampas rem, cakram, atau tromol, biaya jasa teknisi dan biaya penggantian spare part tambahan lain yang terkena dampak dari kerusakan sistem pengereman.

Agar OtoFriends gak terlalu terkejut dan dapat mempersiapkan biaya servisnya, kita bisa melakukan konsultasi terlebih dulu melalui aplikasi Otoklix tentang kerusakan mobil dan bengkel mobil terdekat yang dapat memperbaiki mobil kita.

Download aplikasi Otoklix untuk mendapatkan informasi seputar bengkel mobil terdekat. Pelanggan Otoklix juga berkesempatan menikmati fleksibilitas pembayaran secara online di aplikasi.

Mengapa pilih bengkel Otoklix sebagai bengkel servis mobil? Sebab Otoklix menjamin keaslian spare part setara OEM, kelengkapan peralatan bengkel hingga kehandalan tim teknisinya dalam memperbaiki dan merawat mobil sehingga kita gak perlu khawatir lagi mobil akan makin rusak saat diservis.

Ingin melakukan perjalanan menggunakan mobil? Servis mobil dulu biar performanya stabil.

Pertanyaan Seputar Usia Pensiun Karyawan Swasta :


Penyebab kecelakaan di Cibubur antara truk tangki Pertamina dengan 12 kendaraan lain di daerah Cibubur CBD, Jalan Transyogi, yakni kegagalan sistem pengereman karena menurunnya tekanan udara dan faktor eksternal lain seperti konstruksi jalan dan tata letak APILL.


Mengutip dari laman resminya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berikut ini kronologi kejadiannya. Kecelakaan di Cibubur yang menyeret mobil truk Pertamina dan 12 kendaraan lainnya terjadi pada hari Minggu, 18 Juli 2022 sekitar jam 3-4 sore.


Singkatnya kronologi kecelakaan di Cibubur karena kegagalan sistem pengereman truk yang membuat truk terus melaju hingga melintasi APILL CBD. Konstruksi jalanan yang relatif menurun ditambah adanya traffic light yang membuat banyaknya kendaraan yang berhenti saat mobil truk sulit berhenti.