Di era serba cepat ini, sebuah perusahaan juga perlu bertumbuh dan berkembang. Termasuk menggunakan teknologi untuk memajukan bisnis. Blue Bird adalah salah satu perusahaan yang mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan armada taksi.
Blue Bird berdiri pada 1965 dengan nama Chandra Taxi. namun, pada 1972 berubah jadi Blue Bird Group dan bertempat di Jakarta. Perusahaan ini melayani jasa transportasi dan pariwisata. Saat ini, perusahaan ini telah berkembang pesat dengan mengikuti perkembangan teknologi.
Apa saja teknologi yang digunakan Blue Bird untuk tetap bertahan di industri transportasi? Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Manajemen Kendaraan Perusahaan Berbasis Digital, Pentingkah?
Daftar Isi
Integrasi Teknologi Blue Bird untuk Meningkatkan Kualitas Layanan
Salah satu teknologi yang digunakan Blue Bird adalah menyediakan aplikasi berbasis android dan ios dengan nama my blue bird. Penumpang bisa melakukan reservasi taksi secara online. Sebelum ada aplikasi ini, Blue Bird bisa dipesan dengan menelepon.
Selain menggunakan aplikasi, Blue Bird juga menerapkan berbagai sistem berbasis informasi agar kualitas layanannya tetap terjaga.
Menggunakan SIM (Sistem Informasi Manajemen)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sub sistem informasi berbasis komputer yang terpadu, menyeluruh, dan terkoordinasi. Sehingga sistem ini bisa mengumpulkan dan mengelola data secara menyeluruh.
Fungsi dari SIM bagi perusahaan Blue Bird adalah membantu mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. Sebab, SIM bisa mengetahui kebutuhan seluruh aspek dalam kegiatan bisnis Blue Bird. Teknologi ini berfungsi sebagai berikut.
- Mempermudah operator menentukan posisi penumpang dan armada mana yang bisa menjangkaunya.
- Mempermudah penumpang melakukan order sehingga bisa mengurangi antrean pemesanan. Pelayanan juga jadi lebih cepat.
- Penumpang merasa lebih aman karena Blue Bird menggunakan sistem pelacakan GPS.
- Voucher taksi lebih efektif untuk penggunaan uang tunai. Selain itu juga bisa menghemat waktu saat masuk dan keluar kendaraan.
Baca juga: 8 Mobil Hemat BBM yang Cocok Dipakai Mobil Operasional
Namun, penerapan teknologi yang dilakukan Blue Bird tentu memiliki berbagai tantangan dalam pengembangannya. Antara lain sebagai berikut.
- Mahalnya harga GPS membuat Blue Bird baru menyediakan lebih dari 50% taksi yang dilengkapi dengan GPS.
- Pengoperasioan sistem manajemen ini butuh jaringan operator yang baik.
- Butuh koneksi internet karena memakai sinyal satelit.
- Butuh tenaga kerja yang bisa mengoperasikan GPS, komputer, dan software. Selain itu tentunya memiliki pengemudi yang baik dan jujur.
- Butuh perawatan untuk teknologi yang dipakai.
Memakai Sistem Terintegrasi untuk Perawatan Armada
Selain menggunakan teknologi Sistem Informasi Manajemen, Blue Bird juga menjamin armada taksinya selalu dalam kondisi prima. Pasalnya, Blue Bird melakukan perawatan menyeluruh di setiap bengkel dengan sertifikasi kelas A dari Sucofindo.
Perawatan di bengkel tersertifikasi ini tidak hanya dilakukan untuk mobil konvensional, tetapi juga untuk armada berbasis listrik. Dengan adanya dukungan teknologi Internet of Things (IoT0, perawatan bisa terintegrasi secara komunikasi, kontrol, hingga proses informasi sistem transportasi.
Armada Blue Bird harus selalu dalam kondisi prima karena punya utilitas yang tinggi tiap harinya. Sehingga Blue Bird punya standarisasi sistem operasi armada yang bisa melakukan perawatan yang tepat dan menyeluruh. Apalgi dengan adanya dukungan bengkel tersertifikasi kelas A.
Selain itu, gencarnya Blue Bird mengadopsi EV juga butuh bengkel yang tersertifikasi bisa melakukan perawatan secara mandiri dengan sistem yang didukung teknologi Internet of Things.
Internet of Things yang Diadopsi Blue Bird
Apa itu Internet of Things? Di era digital, bisnis mulai perlu melakukan setiap hal dalam bisnis dengan basis internet. Salah satu tujuannya lebih mudah mengontrol aktivitas bisnis dalam jarak jauh.
Pada 2019, Blue Bird melakukan penerapan sistem IoT dengan bekerja sama dengan Telkomsel dan IBM. Sehingga armada taksi Blue Bird ini dilengkapi dengan perangkat monitoring yang lebih baik. Blue Bird juga berencana menerapkan heat map (visualisasi pemetaan) agar pengemudi bisa menemukan permintaan taksi dengan jumlah banyak.
Data-data yang dikumpulkan tidak hanya dari internal perusahaan, tetapi dari eksternal, misalnya mitra yaitu IBM. Sehingga Blue Bird bisa membangun data cuaca. Misalnya data seperti acara konser yang mana permintaan transportasi biasanya meningkat. Selain itu, penumpang juga lebih mudah dalam menemukan armada taksi Blue Bird.
Baca juga: 5 Tips Bisnis Rental Mobil Bulanan, Aman dan Untung!
IoT untuk Maintenance Mesin Kendaraan
Selain terintegrasi dengan bengkel bersertifikasi A, IoT Control Center juga dipasang pada ECU mobil. Alat ini bisa memberikan informasi secara real time terkait kondisi kendaraan agar bisa melakukan predictive maintenance.
Mesin kendaraan yang terawat akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi driver dan penumpang.
Standar Nyaman Indonesia (SNI) oleh Blue Bird
Blue Bird mengampanyekan SNI, yaitu Standar Nyaman Indonesia. Dengan deklarasi ini, Blue Bird memastikan armadanya mendapat perawatan rutin. Sebab, kualitas perawatan armada adalah pondasi kuat menjaga kualitas mobilitas yang nyaman.
Perawatan dilakukan secara rutin untuk mobil bermesin bensin maupun mobil listrik. Perawatan bahkan dilakukan di setiap pool Blue Bird yang berada di 70 lokasi. Perawatan kendaraan yang baik adalah bentuk peran aktif Blue Bird dalam menurunkan emisi kendaraan.
Integrasi teknologi yang dilakukan oleh Blue Bird tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bisa meningkatkan kualitas layanan kepada penumpang.
Perusahaan taksi sebesar Blue Bird sudah merasakan dampak dari perawatan rutin tiap armad taksinya. Jadi, penting untuk melakukan servis rutin mobil operasional perusahaan.
Otoklix for Business adalah partner terpercaya dalam perawatan kendaraan operasional dan manajemen fleet.
Dengan 600+ bengkel mitra di seluruh Indonesia, garansi 14 hari, layanan pelanggan yang responsif, dan harga kompetitif, Otoklix berfokus pada efisiensi dan keandalan operasional kendaraan bisnis Anda di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat layanan unggulannya seperti, Home Service, Layanan Antar Jemput Gratis, dan Emergency Handling.
Pertanyaan Seputar Blue Bird
Blue Bird berdiri pada 1965 dengan nama Chandra Taxi. namun, pada 1972 berubah jadi Blue Bird Group dan bertempat di Jakarta. Perusahaan ini melayani jasa transportasi dan pariwisata. Saat ini, perusahaan ini telah berkembang pesat dengan mengikuti perkembangan teknologi.
Blue Bird menerapkan penyesuain tarif per kilometer untuk taksi reguler di wilayah Jabodetabek, yaitu dari Rp5.000 jadi Rp5.400 per kilometer. Sedangkan untuk armada listrik dikenakan tarif Rp5.900 dari sebelumnya Rp5.600.
Pada 2017, Blue Bird sempat melakukan kolaborasi dengan Go-Jek. Hal ini diapresiasi oleh Menhub Djoko Setijowarno yang mengatakan bahwa kerjasama ini adalah kolaborasi yang harmonis untuk mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat, khususnya pengguna layanan transportasi taksi.