Ibu kota DKI Jakarta makin berkembang pesat dari segi pembangunan infrastruktur, terutama di bidang transportasi. Apalagi kini mobilitas di Jakarta makin nyaman dengan terintegrasinya antar transportasi umum. Tidak hanya di dalam kota, tetapi juga menjangkau kota sub urban di sekitar Namun, apa kamu sudah tahu perbedaan MRT dan LRT?

Meskipun namanya mirip, ternyata ada perbedaan yang signifikan antara MRT dan LRT. Kedua jenis transportasi ini juga berbeda dengan KRL, meskipun sama-sama menggunakan kereta.

Banner

Perbedaan MRT dan LRT

Kalau sebelumnya warga Jabodetabek hanya mengandalkan KRL untuk mobilitas tanpa macet, kini hadir MRT dan LRT yang menjadi alternatif kendaraan. MRT dan LRT jadi angin segar selain berdesak-desakan di dalam KRL.

MRT dan LRT juga sudah cukup banyak digunakan di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina sebagai moda transportasi andalan. Meskipun keduanya sama-sama bergerak di atas rel dan memanfaatkan listrik sebagai tenaga gerak, tetapi ada perbedaan MRT dan LRT.

MRT (Mass Rapid Transit)

Mass Rapid Transit atau MRT mulai beroperasi di Indonesia sejak Maret 2019. Jumlah stasiunnya tidak sebanyak KRL dan harga tiketnya juga lebih mahal. Namun, desain stasiunnya memberi kesan seperti sedang berada di luar negeri, jadi sering dimanfaatkan sebagai spot foto. Beberapa stasiun dibanding di ketinggian, tetapi banyak juga yang dibangun di bawah tanah.

Kereta MRT terdiri dari 6 gerbong. Gerbong depan dan belakang khusus bagi wanita. Perbedaan MRT dan LRT salah satunya adalah MRT berjalan di atas 2 rel dan daya listriknya berada di atas seperti KRL, sementara LRT memakai 3 rel dan sumber listrik di bawah kereta. Third Rail pada LRT berfungsi sebagai sumber listrik.

Saat ini sudah ada 13 stasiun MRT mulai dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI. Nantinya akan dibangun lebih banyak stasiun yang bisa menjangkau seluruh wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: ERP atau Jalan Berbayar di Jakarta: Aturan, Tarif, dan Daftar Ruas Jalan

LRT (Light Rail Transit)

LRT juga mulai dilakukan uji coba publik pada Juni 2019. Namun, ada perbedaan MRT dan LRT dari segi rute. Stasiun MRT lebih banyak ditempatkan di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, sementara LRT lebih fokus pada jalur Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Sama seperti MRT, LRT juga dibuat terintegrasi dengan beberapa halte Transjakarta, misalnya halte Sunter dan Pegangsaan. Saat ini sudah tersedia 6 rute perjalanan, mulai dari Stasiun Velodrome hingga Stasiun Pegangsaan Dua dan Depo LRT. Tarifnya flat, yaitu Rp5.000. Sementara itu harga tiket untuk rute LRT Jabodetabek berkisar Rp12 ribu sampai Rp15 ribu.

Perbedaan MRT dan LRT lainnya adalah LRT dibangun juga di luar Pulau Jawa, yaitu di Palembang. Salah satu tujuan dibangunnya LRT di Palembang adalah untuk menyambut ASEAN GAMES 2018 lalu.

Perbedaan MRT dan LRT bisa kita lihat dalam tabel berikut.

IndikatorMRTLRT
Kecepatan80-100 km/jam50-90 km/jam
Jumlah relSepasang rel3 rel
Kapasitas1.950 penumpang600 penumpang
Jumlah gerbong6 gerbong2-4 gerbong
Sumber daya listrikDi atas keretaAliran bawah
Jalur perlintasanJalur layang dan bawah tanahJalur layang
Jumlah stasiun13 stasiun6 stasiun

Baca juga: Segini Jarak Aman Berkendara Menurut Aturan yang Berlaku

Kelebihan dan Kekurangan MRT dan LRT

Ada sejumlah kelebihan dan kekurangan dari MRT dan LRT dibandingkan dengan KRL. Pertama, masyarakat memilih menggunakan MRT dan LRT karena kecepatan dan kenyamanan yang lebih baik. Sebab, MRT dan LRT relatif lebih sepi dibandingkan dengan KRL.

Kemudian, stasiun MRT dan LRT juga lebih bersih dan lebih rapi, bahkan ada larangan makan dan minum di stasiun dan di dalam gerbong. Petugas keamanannya cukup ketat menjaga protokol kesehatan dan tidak segan menegur masyarakat yang melanggar.

Akan tetapi, di sisi lain juga ada kekurangan MRT dan LRT. Pertama, akses pintu masuk MRT belum semuanya berada di pusat ekonomi, misalnya gedung perkantoran. Selain itu, belum terdapat peta menyeluruh seperti KRL.

Kekurangan lainnya yang banyak dikritik adalah perihal kenyamanan kursi. Kalau kursi KRL menggunakan sofa, kursi MRT dan LRT keras, sehingga tidak begitu nyaman. Kemudian, suara informasi dari speaker LRT juga kurang begitu terdengar. Suara rem di LRT Palembang juga terdengar cukup keras dan mengganggu.

Itu dia perbedaan MRT dan LRT serta kelebihan dan kekurangannya.

Baca juga: 10 Aturan Lalu Lintas Lengkap dengan Sanksinya

Mengenal KRL

Selain membahas perbedaan MRT dan KRL, kita juga bakal menyinggung sedikit tentang KRL. KRL atau commuter line adalah moda transportasi di Jabodetabek dan memiliki jangkauan paling luas dibandingkan dengan MRT dan LRT. Satu rangkaian KRL terdiri dari 8-12 gerbong dengan kapasitas penumpang mencapai 2.000 orang.

KRL berjalan di atas sepasang rem dan bisa melaju dengan kecepatan maksimal hingga 90 km/jam. Penempatan relnya berada di atas tanah maupun rel layang. KRL mengambil daya listrik dari atas kereta yang dikenal dengan Listrik Aliran Atas (LAA).

Itu dia perbedaan MRT dan LRT dan sedikit membahas tentang KRL juga. Sudah pernah coba ketiganya?

Bagi pekerja di wilayah Jabodetabek yang menggunakan KRL, MRT, dan LRT sebagai moda transportasi untuk mobilitas, kamu bisa mencoba untuk berangkat dan pulang kantor menggunakan mobil pribadi.

Tidak perlu khawatir biaya servis mobil yang mahal. Otoklix menyediakan layanan Employee Benefit untuk meringankan biaya servis karyawan. Karyawan bisa dapat diskon hingga 30% dan banyak keuntungan lainnya.

Mau tahu lebih lanjut tentang keuntungan Employee Benefit? Cek dan isi formulir yang ada di https://otoklix.com/employee-benefit

Download aplikasi Otoklix di PlayStore untuk kemudahan booking servis di bengkel flagship Otoklix. Servisnya lengkap dan berkualitas. Ada garansi pengerjaan 14 hari.

Booking servis juga bisa dilakukan melalui WhatsApp di nomor 0811-9200-25.

Pertanyaan Seputar Perbedaan MRT dan LRT

MRt (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) adalah moda transportasi publik yang mengakomodasi perjalanan di sekitar wilayah Jabodetabek. Namun, LRT juga tersedia di Palembang.

LRT (Light Rail Transit) adalah kereta api penumpang ringan yang beroperasi di sekitar wilayah Jakarta. Lintasannya bisa bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus.

Persamaan MRT dan LRT di antaranya adalah kereta penumpang yang cepat dan menggunakan daya listrik. Perbedaan MRT dan LRT ada pada penggunaan relnya, MRT memakai rel sepasang, LRT memakai tiga rel, sumber listrik MRT ada di atas kereta, sementara LRT di bawah kereta. Selain itu ada juga perbedaan kapasitas penumpang, jumlah gerbong, kecepatan, hingga jumlah stasiun.