Servis rutin dan reaktif adalah jenis servis yang dilakukan dalam perawatan mobil operasional. Namun, ketika mobil operasional perusahaan Anda jarang dirawat, tentu akan lebih banyak mengeluarkan biaya untuk servis reaktif.
Perbandingan biaya servis rutin dan reaktif ini ternyata cukup signifikan. Contohnya untuk servis selama setahun saja bisa berbeda hampir Rp10 jutaan. Apa penyebab perbedaan biaya servis rutin dan reaktif yang signifikan tersebut?
Baca juga: Mengenal Servis Berkala Pada Mobil yang Tak Boleh Diabaikan
Pada artikel kali ini, Otoklix bakal membahas jenis perawatan mobil operasional. Selain itu juga bagaimana perbandingan antara biaya servis rutin dan reaktif serta apa yang menyebabkan biayanya membengkak. Simak selengkapnya.
Daftar Isi
Jenis Perawatan Mobil Operasional
1. Pemeliharaan reaktif (perawatan saat terjadi kerusakan)
Servis reaktif adalah servis yang dilakukan saat terjadi kerusakan pada mobil. Kerusakan pada mobil operasional bisa mengakibatkan kerugian karena operasional perusahaan terhambat. Perusahaan jadi tidak bisa produktif seperti biasa.
Servis reaktif bisa dikatakan tindakan yang diambil setelah terjadi kerusakan. Seringkali memakan biaya yang lebih tinggi serta waktu perbaikan yang lebih lama.
2. Pemeliharaan preventif (perawatan pencegahan)
Perawatan preventif atau pencegahan dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Perawatan ini juga disebut sebagai servis berkala atau servis rutin. Ada jadwal untuk servis, misalnya berupa pembersihan hingga penggantian suku cadang secara rutin.
Servis rutin bisa dikatakan sebagai langkah proaktif untuk memastikan mobil selalu dalam keadaan prima. Fungsinya untuk mengurangi risiko kerusakan mendadak.
Baca juga: Service Rutin Mobil, Cek 6 Komponen Ini secara Berkala
3. Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan hingga perbaikan sehingga mobil bisa dipakai kembali secara normal. Pemeliharaan ini biasanya dilakukan pada mobil yang masih bisa dipakai tetapi tidak optimal.
Dari ketiga jenis pemeliharaan kendaraan tersebut, umumnya perusahaan melakukan pemeliharaan untuk pencegahan berupa servis rutin dan perbaikan atau servis reaktif.
Perbandingan Biaya Servis Rutin dan Reaktif
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa biaya yang dikeluarkan untuk servis reaktif biasanya lebih tinggi. Waktu perbaikannya juga lebih lama.
Agar lebih tergambar bagaimana perbandingan biaya servis rutin dan reaktif, berikut Otoklix berikan ilustrasi contohnya.
Biasanya beban kerja mobil operasional lebih berat daripada mobil pribadi. Apalagi kalau dipakai oleh pengemudi yang berbeda-beda, tentu akan menimbulkan kondisi yang berbeda juga. Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin kerusakan bisa cepat terjadi.
Terlihat bahwa perbandingan biaya servis rutin dan reaktif berdasarkan ilustrasi di atas sangat signifikan. Anda bisa melakukan penghematan biaya servis mobil operasional lebih dari Rp10 juta. Selain menghabiskan biaya yang lebih tinggi, membiarkan mobil dalam kondisi tidak terawat juga akan mengurangi nilainya. Misalnya kalau mau dijual kembali untuk ganti mobil baru, maka harga jualnya bakal anjlok.
Baca juga: Pertimbangan Saat Memilih Bengkel Servis Berkala Terpercaya
Pentingnya Servis Rutin
Lantas, apa saja manfaat dari servis rutin selain menekan perbandingan biaya servis rutin dan reaktif? Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya menjaga kondisi mobil operasional dengan melakukan servis berkala.
1. Meningkatkan kinerja mobil
Servis berkala bisa membantu meningkatkan performa mobil. Pasalnya, ketika melakukan servis berkala maka akan diperiksa semua sistem dan komponen kendaraan. Selain itu oli dan filter akan diganti secara teratur. Sistem dan komponen mobil yang bekerja dengan baik akan membuat performanya terjaga. Kegiatan operasional perusahaan juga akan berjalan dengan efisien.
2. Mencegah kerusakan lebih parah
Perbandingan biaya servis rutin dan reaktif bisa makin besar kalau ada kerusakan yang lebih parah. Oleh sebab itu, melakukan servis berkala pada mobil akan membantu menemukan kerusakan kecil pada mobil. Kalau kerusakan kecil ditangani maka akan mengurangi risiko terjadi kerusakan lebih parah.
3. Mobil lebih awet
Servis berkala bisa membantu mobil jadi lebih awet. Meskipun sudah dipakai bertahun-tahun, komponen dan performa mobil akan tetap terjaga. Hal ini berkaitan dengan nilai jual kembali. Mobil yang terawat akan meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi.
4. Menghemat biaya servis
Seperti yang sudah diilustrasikan pada contoh di atas yaitu perbandingan biaya servis rutin dan reaktif terlihat jauh berbeda. Servis reaktif akan memakan biaya yang lebih tinggi sehingga dana yang dikeluarkan perusahaan akan lebih besar.
5. Konsumsi bahan bakar lebih hemat
Servis berkala mobil membuat komponen jadi lebih terawat. Kinerja mesin jadi lebih ringan. Sehingga konsumsi BBM jadi lebih irit. Selain itu saat servis berkala juga akan diganti filter udara dan filter bahan bakar. Kalau kondisinya sudah buruk maka perlu diganti.
Itu dia perbandingan biaya servis rutin dan reaktif dan juga pentingnya servis berkala untuk mobil operasional.
Otoklix for Business memudahkan perusahaan Anda melakukan servis berkala. Akan ada pengingat ketika waktu servis rutin sudah dekat.
Otoklix for Business adalah partner terpercaya dalam perawatan kendaraan operasional dan manajemen fleet.
Dengan 600+ bengkel mitra di seluruh Indonesia, garansi 14 hari, layanan pelanggan yang responsif, dan harga kompetitif, Otoklix berfokus pada efisiensi dan keandalan operasional kendaraan bisnis Anda di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat layanan unggulannya seperti, Home Service, Layanan Antar Jemput Gratis, dan Emergency Handling.
Pertanyaan Seputar Perbandingan Biaya Servis Rutin dan Reaktif
Servis berkala yang dilakukan pada mobil meliputi ganti oli dan filter, cek dan ganti aki, filter udara dan AC, kampas dan minyak rem, kampas kopling, spooring dan balancing ban, kelistrikan mobil, dan kaki-kaki.
Umumnya servis berkala disarankan oleh pabrikan setiap 5.000 km atau 10.000 km sekali atau setiap 6 bulan. Bagi mobil yang sering beroperasi disarankan untuk servis berkala setiap 3-4 bulan.
Biaya yang dikeluarkan untuk servis reaktif jauh lebih tinggi daripada biaya servis rutin. Sebagai contoh, biaya servis rutin per tahun untuk ganti oli dan filternya, spooring dan balancing, dan tune up menghabiskan biaya Rp2,9 juta. Sedangkan servis reaktif bisa menghabiskan biaya sekitar Rp13,2 juta.