Istilah downforce mungkin sudah tidak asing lagi di dunia balap. Mula dari balapan F1, balap mobil track, hingga MotoGP. Lantas, apa arti istilah downforce? Simak dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Downforce?

Downforce adalah gaya turun atau tekanan ke bawah yang diciptakan oleh karakteristik aerodinamika mobil. Terpaan angin di depan mobil akan diarahkan ke bawah oleh spoiler. Sehingga, tercipta gaya tekan ke bawah.

Tujuan dari downforce adalah memastikan mobil bisa melewati tikungan dengan lebih cepat dengan cara meningkatkan kekuatan vertikal pada ban. Hal itu akan menghasilkan lebih banyak cengkeraman. Mobil dapat melibas tikungan dengan kecepatan tinggi tanpa spin. Dengan demikian, mobil bisa melaju cepat saat balapan.

Baca juga: 4 Jenis Spoiler Mobil dan Fungsinya 

Aturan Penggunaan Downforce dalam Berkendara

Tidak semua kendaraan bisa menerapkan downforce dalam berkendara. Downforce bisa digunakan, namun juga bisa dikurangi tergantung situasi. Sebagai contoh, mobil F1 butuh downforce ketika melewati tikungan dalam kecepatan tinggi. Namun, downforce harus dikurangi saat melintasi trek lurus. Pengurangan downforce bisa dilakukan dengan cara mengurangi keaktifan Drag Reduction System (DRS). Sebab, DRS akan aktif ketika spoiler belakang terbuka yang mengakibatkan aliran udara bagian atas kian kencang.

Aliran yang lebih kencang di bagian atas dibandingkan aliran di bagian bawah menyebabkan downforce berkurang. Sehingga, laju mobil di trek lurus bisa lebih ringan. Namun, jangan sampai mobil kehilangan banyak downforce di trek lurus karena dapat menyebabkan cengkeraman ke aspal berkurang. Akibatnya, terjadi crash yang tidak diinginkan.

Dalam dunia balap MotoGP, misalnya, downforce tetap dibutuhkan ketika melaju di trek lurus. Sebab, downforce akan menghalangi motor melakukan wheelie ketika keluar dari tikungan.

Baca juga: 17 Mobil Tercepat di Dunia, Top Speed 531 km/jam!

Prinsip-Prinsip Dasar Downforce

Downforce adalah kebalikan dari lift force (gaya angkat) yang banyak digunakan oleh pesawat terbang. Lift force akan membuat pesawat terbang naik dari permukaan dengan cara menciptakan gaya angkat dari sayapnya. Sementara, pada downforce, gaya tersebut digunakan secara terbalik. Hal itu untuk menerapkan gaya yang menekan mobil balap ke permukaan lintasan. Efek itu biasa disebut cengkeraman aerodinamis yang dipengaruhi oleh ban, bobot mobil, dan suspensi.

Pada mobil balap, besaran downforce tergantung dari besaran drag aerodinamis atau gesekan udara yang diterima. Semakin besar drag aerodinamis, maka akan semakin besar pula besaran downforce-nya. Saat downforce terjadi, banyak angin terarah ke bawah menekan mobil. Hal itu disebabkan perangkat downforce di mobil balap pasif karena tergantung pada asupan drag aerodinamis.

Perlu diketahui, besaran downforce berbanding lurus dengan kecepatan mobil karena memanfaatkan aliran udara di atas dan di bawah mobil. Dengan demikian, dibutuhkan kecepatan minimal untuk menghasilkan efek yang maksimal.

Untuk menciptakan downforce, ada dua komponen yang digunakan, yakni desain body mobil dan penggunaan airfoil (aerofoil). Airfoil merupakan bentuk geometri yang jika ditempatkan pada aliran fluida akan memproduksi gaya angkat. Dalam konteks downforce, airfoil itu dibalik sehingga tercipta gaya tekan ke bawah.

Wind Tunnel Sebagai Alat Uji Downforce

Sebelum melakukan downforce, setiap kendaraan akan melalui tes terowongan angin atau wind tunnel. Hal ini bertujuan untuk mengetahui fungsi aerodinamika pada kecepatan tinggi jika menggunakan ukuran dan bentuk sayap tertentu. Dengan melakukan wind tunnel, bisa diketahui berapa besaran ground effect yang ditimbulkan hingga susunan dari sayap dan tekanan permukaan di bawah mobil.

Cara melakukan wind tunnel adalah menempatkan kendaraan yang akan diuji di terowongan khusus. Kemudian, akan dihasilkan terpaan angin dari depan. Dengan demikian, ditemukan beberapa hal penting. Di antaranya nilai Coefficient of Drag (CD), bagian-bagian mobil yang menghambat angin, hingga arah aliran udara ketika melintas permukaan bodi mobil. Hal ini dilakukan agar mobil dapat melesat di lintasan lurus dengan hambatan udara seminimal mungkin.

Baca juga: Otoklix: Lebih Untung Booking Bengkel di Otoklix

Pentingnya Spoiler Mobil untuk Meningkatkan Downforce

Salah satu komponen penting untuk meningkatkan downforce adalah spoiler. Selain memperindah tampilan mobil, spoiler berfungsi untuk meningkatkan performa kendaraan. Spoiler biasanya dipasang di mobil berjenis sport yang dirancang untuk melaju dalam kecepatan tinggi.

Mobil dilengkapi komponen spoiler agar memiliki daya tekan ke bawah (downforce). Lekukan yang ada di komponen ini bisa memberikan kestabilan lebih baik ketika mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi.

Itulah penjelasan lengkap mengenai downforce yang kerap digunakan pada kendaraan balap. Bila kendaraan OtoFriends berjenis sport yang aerodinamis, ada baiknya untuk dilakukan perawatan secara rutin. OtoFriends bisa melakukan servis rutin di bengkel terdekat melalui aplikasi Otoklix. Selain ada jaminan uang kembali bila layanan yang diberikan tidak sesuai, OtoFriends juga akan mendapatkan jaminan bebas antrian. 

Pertanyaan Seputar Downforce

Downforce adalah gaya turun atau tekanan ke bawah yang diciptakan oleh karakteristik aerodinamika mobil. Terpaan angin di depan mobil akan diarahkan ke bawah oleh spoiler. Sehingga, tercipta gaya tekan ke bawah. Tujuan dari downforce adalah memungkinkan mobil melewati tikungan lebih cepat dengan cara meningkatkan kekuatan vertikal pada ban. Hal itu akan menciptakan lebih banyak cengkeraman.

Aerodinamika pada mobil berfungsi untuk menyeimbangkan kecepatan mobil dan menghindarkan pengemudi dari risiko kecelakaan.

Spoiler mobil merupakan komponen yang memengaruhi aerodinamika mobil dan berfungsi untuk menambah downforce (tekanan bawah) pada mobil. Spoiler mobil juga berguna untuk mengurangi gaya angkat yang muncul akibat adanya kecepatan tinggi.