Sebuah kendaraan dilengkapi banyak komponen agar dapat berfungsi dengan baik. Salah satu komponen penting mobil adalah constant velocity joint (CV Joint). Komponen tersebut juga biasa disebut bearing as roda. Berikut penjelasan lengkapnya!
Daftar Isi
Apa itu Constant Velocity Joint?
Constant velocity joint adalah bagian dari as roda mobil yang terletak di drive shaft bagian kanan dan kiri. Pada ujung as roda terhubung dengan roda mobil, sementara ujung as roda lainnya terhubung dengan differential dalam transmisi.
Misalnya, pada mobil berpenggerak roda depan, as roda harus dapat mengikuti perubahan sudut roda saat akan berbelok. Selain itu, as roda juga harus dapat menyalurkan tenaga putar yang dihasilkan differential menuju ke roda. Oleh sebab itu, constant velocity joint banyak ditemukan pada mobil yang memiliki layout front engine front wheel drive (FF) dan layout full time four wheel drive (Full time 4WD).
Fungi Constant Velocity Joint
Constant velocity joint merupakan komponen drive shaft yang berfungsi meneruskan putaran dari transmisi ke roda penggerak sebuah mobil. Agar dapat bekerja dengan baik, constant velocity joint juga dilengkapi pelumas. Selain itu, komponen tersebut juga ditutup dengan boot CV Joint agar grease pelumas tidak keluar dan tidak ada kotoran yang masuk. Apabila boot CV Joint rusak, hal itu mengakibatkan grease keluar dari CV joint. Selain itu, air akan masuk dan merusak drive shaft sehingga constant velocity joint bisa berkarat.
Baca juga: Penyebab Stir Mobil Bunyi Saat Jalan Rusak dan Berbelok
Jenis-jenis Constant Velocity Joint
1. Tripod Joint
Tripod joint merupakan jenis constant velocity joint yang konstruksinya menggunakan trunnion atau tripod (yoke tiga kaki). Pada masing-masing kaki ada bearing tipe roller bearing berbentuk cincin besar.
Biasanya tripod joint digunakan sebagai inner CV joint, yakni joint yang dipasang di sisi transmisi mobil. Tripod joint banyak ditemukan menggunakan penutup debu berbahan karet tebal dan elastis. Tripod joint memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya bisa bergeser dalam arah aksial, tahan dengan beban berat, dan mudah dikendalikan.
2. Birfield Joint
Birfield Joint merupakan constant velocity joint yang konstruksinya menggunakan beberapa bola baja yang dipasang di sebuah cangkang (cage). Birfield joint diletakkan di antara inner race dan outer race.
Apabila tripod joint digunakan sebagai inner CV joint, birfield joint sebaliknya, yakni menjadi outer CV joint. Komponen tersebut dipasang di bagian sisi roda mobil dan menggunakan penutup berbahan plastik yang keras. Birfield joint memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya memiliki sudut pengoperasian yang besar, konstruksi yang kompak, tahan terhadap beban dan hentakan yang berat, bisa bergerak ke arah axial, dan mudah dikendalikan.
3. Weiss Joint
Weiss joint merupakan constant velocity joint yang konstruksinya terdiri atas dua yoke mengapit lima bola baja. Satu bola baja dipasangkan di tengah yoke dengan sebuah pin, sementara empat bola baja lainnya bisa bergerak bebas. Weiss joint biasanya menjadi outer CV joint yang terhubung dengan roda. Namun, Weiss joint sudah jarang digunakan pada mobil keluaran terkini.
4. Tracta Joint
Tracta Joint merupakan constant velocity joint yang konstruksinya menggunakan yoke dan semi spherical sliding bernama Spigot Swivel joint (male) dan Slotted swivel joint (female). Masing-masing joint tersebut memiliki interlock yang bererja secara floating. Seperti halnya Weiss joint, tracta joint juga jarang digunakan pada mobil keluaran terkini karena konstruksinya yang rumit.
Baca juga: Kenali Fungsi Ball Joint dan Tanda-tanda Kerusakannya!
Gejala boot Constant Velocity Joint rusak
Constant velocity joint berperan penting dalam pengoperasian mobil. Oleh sebab itu, pahami beberapa gejala kerusakan agar bisa segera ditangani. Berikut gejala kerusakan boot CV joint yang perlu diketahui:
- Terdapat suara gemerincing ketika mobil sedang akselerasi atau saat mengerem. Hal itu disebabkan constant velocity joint tidak terlindungi sehingga melonggar.
- Terlihat grease pada roda.
- Terdapat getaran yang berasal dari CV Axle yang lembab akibat kebocoran boot CV joint.
Untuk memastikan CV joint berfungsi dengan baik, lakukan servis berkala di bengkel terdekat. OtoFriends dapat melakukan booking online terlebih dahulu lewat aplikasi Otoklix agar terbebas dari antrian panjang. Selain itu, OtoFriends juga akan mendapatkan berbagai penawaran menarik dari Otoklix.
Baca juga: Service Kaki-Kaki Mobil: Biaya dan Komponen di Dalamnya
Kisaran harga Constant Velocity Joint
Berikut estimasi harga constant velocity joint di beberapa marketplace. Namun, harga yang tertera di bawah ini dapat berubah sewaktu-waktu.
Jenis CV Joint | Estimasi harga |
CV Joint as roda Chevrolet | Rp233 ribu |
CV Joint as roda depan Triton Pajero | Rp800 ribu |
CV Joint as roda Ford Fiesta | Rp970 ribu |
CV Joint as roda Daihatsu Sirion | Rp1,6 juta |
CV Joint spin matic | Rp350 ribu |
CV Joint as roda Daihatsu Sigra | Rp1,1 juta |
CV Joint as roda Serena | Rp100 ribu |
CV Joint as roda Suzuki Ertiga | Rp285 ribu |
CV Joint as roda New Vios Gen | Rp240 ribu |
CV Joint as roda Camry | Rp1,7 juta |
Pertanyaan seputar constant velocity joint
Constant velocity joint merupakan komponen drive shaft yang fungsinya untuk meneruskan putaran dari transmisi ke roda penggerak mobil. Di dalam constant velocity joint terdapat pelumas untuk memastikan CV joint dapat bekerja maksimal.
Birfield Joint merupakan constant velocity joint yang konstruksinya menggunakan beberapa bola baja yang dipasang di sebuah cangkang (cage). Birfield joint diletakkan di antara inner race dan outer race.
poros penggerak roda terletak di antara komponen gardan (differential) dan roda belakang.