Sebagian besar kendaraan saat ini sudah dilengkapi dengan anti roll bar atau sering juga disebut sebagai sway bar. Bahkan, ada yang dibekali dengan dua sway bar, yaitu bagian depan dan belakang. Secara garis besar, komponen sway bar ini berfungsi menjaga stabilitas mobil saat posisi miring atau berbelok. Oleh sebab itu, sway bar atau sway bar ini adalah salah satu jenis stabilizer.
Konsep dasar dari stabilizer ini adalah melawan kemiringan dengan cara membuang ayunan mobil ke sisi lain, sehingga mengurangi risiko body roll. Lebih lengkapnya, mari kita bahas pada artikel di bawah ini.
Daftar Isi
Fungsi Anti Roll Bar
Saat mobil bermanuver, biasanya bisa terjadi risiko body roll, yaitu kondisi saat mobil tidak terkendali sehingga mobil terguling. Oleh sebab itu, fungsi anti roll bar adalah untuk membantu mengendalikan body roll ini saat mobil sedang berada di kemiringan atau sedang berbelok.
Cara Kerja Anti Roll Bar
Lantas, apa yang membuat anti roll bar bisa menahan mobil dari gejala body roll saat bermanuver? Berikut penjelasan cara kerja anti roll bar.
Saat mobil berbelok, terjadi fleksibilitas sasis. Hal ini membuat bagian belakang mobil jadi lebih melengkung sehingga memicu gejala body roll. Hal ini dipicu dengan perpindahan beban dari depan ke belakang. Saat roda berbelok dan menjadi titik tumpu pengendalian, terjadi efek ‘lempar’ pada bagian belakang mobil.
Jadi, untuk mengatasi kondisi pada sasis bagian belakang ini, maka perlu dibuat lebih rigid. Agar geraknya bisa seimbang antara bagian depan dan belakang. Oleh sebab itu, pemasangan anti roll bar dilakukan.
Sesuai dengan namanya, anti roll bar berbentuk besi melintang. Komponen ini dipasang pada dudukan sasis bagian tengah ke belakang pada sisi kiri dan kanan. Besi melintang ini berfungsi menopang dan menguatkan sasis kiri dan kanan serta tengah ke belakang. Tujuannya untuk mengurangi fleksibilitas sasis.
Bisa dibilang bahwa besi melintang ini berguna untuk meratakan pembagian beban dari depan ke belakang. Sehingga kemiringan sasis secara keseluruhan bisa seragam saat mobil melakukan manuver. Gejala limbung akibat body roll pun bisa dikurangi.
Baca juga: 10 Tanda Kaki Kaki Mobil Bermasalah, Segera Cek!
Cara Kerja Anti Roll Bar Sesuai Kondisi Oversteer dan Understeer
Ada lagi istilah oversteer dan understeer pada kondisi saat mobil berbelok ke arah tajam atau saat jalanan licin. Mari kita simak penjelasannya.
- Oversteer
Oversteer adalah kondisi ketika kendaraan menikung atau berbelok melebihi arah belokan yang diinginkan oleh pengendara. Penyebabnya adalah roda belakang kehilangan gaya gesek.
Mobil yang sering mengalami oversteer adalah kendaraan jenis RWD. Solusi meminimalkan masalah ini bisa dengan menambahkan sway bar depan atau mengganti dengan yang lebih tebal. Bisa juga mencopot sway bar belakang dan menggantinya dengan yang lebih tipis.
- Understeer
Sementara itu, understeer adalah kondisi saat mobil cenderung lurus atau keluar dari jalur, padahal setir sudah dibelokkan. Hal ini terjadi karena roda depan kehilangan gaya gesek.
Umumnya, kendaraan FWD atau AWD lebih rentan mengalami understeer. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengganti anti roll bar dengan yang lebih kaku/tebal atau menambahkan anti roll bar belakang. Bisa juga dengan cara mencopot anti roll bar depan dan mengganti dengan yang lebih tipis.
Untuk mengurangi gejala oversteer maupun understeer, saat ini ada juga fitur anti roll bar adjustable bagi mobil-mobil SUV. Komponen ini bisa lebih kaku atau lembut sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
Perbedaan Karakteristik Anti Roll Bar
Sebagai informasi tambahan, selain anti roll bar, komponen stabilizer lainnya juga berpengaruh terhadap pengendalian kendaraan saat terjadi gejala body roll. Misalnya komponen suspensi, desain kendaraan, bahkan sampai karakteristik pengendaranya. Namun, pada umumnya memang ada perbedaan karakter antara anti roll bar pada bagian depan dan belakang.
Misalnya, anti roll bar yang tergolong tipis akan membuat mobil terasa terlalu keras dan kurang nyaman. Misalnya saat roda menabrak gundukan, anti roll bar ini akan menahan pergerakan roda secara naik-turun. Saat itu, mobil terasa keras dan kurang nyaman. Akan tetapi, kembali lagi kenyamanan ini tergantung dengan pengaturan suspensinya juga.
Baca juga: 10 Komponen Penting Suspensi Adalah Apa Saja?
Jenis Stabilizer Mobil Lainnya
Setelah membahas tentang fungsi dan cara kerja anti roll bar, kita juga perlu tahu komponen stabilizer bar mobil lainnya. Selain anti roll bar, ada juga yang dinamakan strut bar, rear lower bar dan front lower bar.
1. Strut Bar
Strut bar pada stabilizer mobil berfungsi menambah kekuatan mobil saat bermanuver di tikungan. Sekilas, fungsinya memang hampir sama dengan sway bar. Namun, pada strut bar, permukaan jalan juga memberikan tekanan sendiri saat mobil ingin berbelok. Kemudian, strut bar akan menyeimbangkan mobil. Biasanya komponen ini dipasang pada sisi kanan dan kiri strut tower dari shockbreaker dan terhubung ke sasis mobil.
2. Rear Lower Bar dan Front Lower Bar
Cara kerja rear lower bar adalah menghubungkan lower arm dengan sasis. Fungsinya agar pengemudi bisa lebih mengendalikan roda mobil supaya tetap stabil. Lower arm ini juga berfungsi mengendalikan dan menstabilkan roda saat menyentuh permukaan jalan.
Biasanya, stabilizer bar ini digunakan pada sebagian modifikasi mobil. Sehingga kinerja lower arm bisa lebih baik dan performanya meningkat.
3. Anti Roll Bar
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anti roll bar berfungsi menjaga keseimbangan keempat ban mobil. Sebab, biasanya ban depan bisa kehilangan cengkeraman dan ban depan bisa kehilangan traksi. Mobil yang biasanya mengalami oversteer adalah mobil-mobil RWD, sedangkan yang biasanya kehilangan traksi adalah mobil FWD.
Baca juga: Service Kaki-Kaki Mobil: Biaya dan Komponen di Dalamnya
Harga Anti Roll Bar
Terakhir, kita bakal bahas tentang harga anti roll bar. Namun, hanya beberapa model yang bakal kita bahas. Misalnya, rear sway bar yang dipasang di dudukan suspensi belakang sasis, dengan ukuran diameter 19 mm, dijual dengan harga Rp2,3 jutaan.
Sedangkan untuk rear torsion 2 titik yang dipasang di sasis belakang dekat dengan ban cadangan, dibanderol dengan harga Rp1,2 jutaan. Rear torsion bar ini ditambahkan agar handling mobil lebih mudah dikendalikan.
Sementara itu, rear anti roll bar yang dipasang pada lower arm serta sasis belakang dijual dengan harga Rp1,95 jutaan. Namun, harga-harga di atas adalah harga komponennya saja, belum termasuk dengan biaya pemasangan di bengkel.
Nah, itu dia informasi lengkap tentang anti roll bar. Sebaiknya lakukan pengecekan dan pemasangan di bengkel terdekat. Otoklix merekomendasikan bengkel-bengkel umum yang punya servis kaki-kaki. Daftar bengkel terdekat bisa OtoFriends dapatkan pada aplikasi Otoklix. Servis lainnya juga tersedia, misalnya servis ganti oli, perbaikan AC, bahkan sampai detailing.
Pertanyaan Seputar Anti Roll Bar
Anti roll bar berfungsi menjaga stabilitas mobil saat posisi miring atau berbelok. Pada saat mobil berbelok, rawan terjadi gejala body roll. Sehingga, butuh penyeimbang berupa batang yang dipasang pada dudukan sasis.
Saat mobil berbelok, bagian belakang mobil cenderung lebih melengkung. Terjadi efek ‘lempar’ pada bagian belakang mobil. Anti roll bar pasang di antara bagian depan dan belakang agar geraknya seimbang. Besi melintang ini akan meratakan pembagian beban depan dari depan ke belakang. Sehingga kemiringan sasis bisa seragam saat mobil bermanuver.
Anti roll bar dijual dengan harga sekitar Rp1,2 juta – Rp2,3 jutaan. Tergantung berapa komponen yang mau dipasang dan di bagian mana akan dipasang.