Sebelum memutuskan beli mobil matik transmisi CVT, ketahui dulu kelebihan dan kekurangan transmisi CVT pada kendaraan bermotor roda empat alias mobil.

Saat ini ada dua jenis transmisi mobil yang tersedia yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Namun, siapa sangka ternyata varian transmisi otomatis sendiri memiliki dua jenis lainnya yaitu transmisi otomatis konvensional menggunakan torque converter dan transmisi otomatis CVT.

Beberapa mobil yang telah menggunakan transmisi CVT yang cukup terkenal di antaranya dari Honda yaitu Brio, Honda Jazz dan Mobilio. Selain Honda, ada juga merek mobil lainnya yang menggunakan transmisi CVT ini misalnya saja mobil Toyota.

Baca juga: Apa Itu CVT? Simak Perbedaan Transmisi CVT dan AT pada Mobil

Kelebihan Transmisi CVT

Bila bertanya kepada orang yang paham otomotif atau yang telah menggunakan mobil manual dan mobil otomatis jenis CVT. 

Mereka akan mengatakan bahwa mobil transmisi CVT menghadirkan kenyamanan dalam berkendara serta membantu konsumsi bahan bakar lebih irit. Berikut ini uraian selengkapnya.

1. Perpindahan Gigi lebih Smooth

Teknis dasar dalam mengoperasikan sistem transmisi matik konvensional, mobil mengandalkan tekanan oli yang diatur hydraulic control unit. Komponen tersebut juga turut mengontrol kopling secara bersamaan.

Akan tetapi, pada transmisi matik CVT mengandalkan komponen CVT Assy. CVT Assy terdiri dari dua pulley dan satu sabuk baja. 

Sabuk baja berfungsi sebagai penyambung pulley primer dan sekunder. Untuk menghubungkan dua komponen tersebut, penerapan gaya gesek digunakan. 

Karenanya setiap proses pulley terdorong melalui pompa fluida, tenaga yang tersalurkan jadi lebih responsif dan sempurna. Khususnya bila pengemudi sedang menyesuaikan perubahan kecepatan mobil dan torsi.

Dengan begitu, pengendara tidak akan merasakan hentakan seperti mobil matic pada umumnya karena percepatan terjadi begitu konstan. Saat terjadi perpindahan tingkat kecepatan, maka prosesnya lebih smooth dan terasa nyaman.

2. Pergantian Rasio Gigi Bersifat Continue

Sejalan dengan perpindahan gigi yang lebih smooth, saat melakukan pergantian rasio gigi maka perpindahan akan terjadi secara continue. Berbeda pada mobil transmisi otomatis konvensional (AT) karena terjadi rasio gigi bertingkat.

Saat melakukan pergantian gigi, maka putaran mesin dapat menyesuaikan dan berkesinambungan. Tak heran pengemudi merasa ringan saat melakukan perpindahan.

3. Konsumsi Bahan Bakar Irit

Kelebihan yang terakhir yaitu mobil dengan sistem transmisi otomatis CVT memiliki peluang hemat bahan bakar lebih besar daripada jenis mobil lainnya.

Sistem transmisi CVT mampu mengatur posisi rasio sabuk baja untuk menghasilkan tenaga dan torsi yang tepat untuk menggerakkan putaran mesin yang proporsional.

Pasalnya saat mobil melaju, belt CVT dan rasio pulley mengontrol mesin untuk bekerja pada putaran rendah.

Teknologi di bagian ECU pada mesin transmisi CVT semakin canggih sehingga mampu menghasilkan torsi besar saat akselerasi awal. Tenaga yang besar itu yang membuat mobil bisa kembali ke mode low saat berada di tanjakan tanpa harus shifting.

Kondisi menanjak tanpa shifting ini juga terpengaruh dari kapasitas engine brake pada mobil transmisi otomatis CVT yang berukuran besar. Keunggulan engine brake besar ini untuk memperpanjang usia pakai kampas rem mobil.

Baca juga: Penyebab Kerusakan Sabuk Baja CVT dan Cara Mengatasinya

Kekurangan Transmisi CVT

Selayaknya komponen mobil lainnya, sistem transmisi otomatis CVT ini memiliki beberapa kekurangan yang tak kalah penting untuk Anda ketahui.

1. Transmisi CVT Kompatibel di Perkotaan

Sayangnya mobil transmisi CVT direkomendasikan sebagai moda transportasi perkotaan saja. Bisa Anda gunakan di daerah pedesaan namun dengan dua catatan, antara lain mobil tidak membawa beban yang begitu berat dan melintasi medan jalan yang halus dan mulus.

Di awal kemunculan sistem transmisi CVT, ada dua mobil LMPV yang menggunakan mesin CVT ini. Akan tetapi, karena kapasitas mobil LMPV yang besar jadi sering membawa beban yang berat. Hal ini tidak cocok dengan mesin CVT.

Bila pemilik mobil tetap memaksakan dua hal tersebut, maka dapat mengganggu kerja mesin mobil tersebut.

2. Sistem Akselerasi Kurang Responsif

Bagi pengemudi yang sering berakselerasi saat berkemudi, pasti akan mengeluhkan mobil CVT karena kemampuan akselerasinya kurang responsif. Anda akan sulit mendapatkan kecepatan instan pada posisi tarikan mesin.

Akselerasi berat ini disebabkan belt CVT dan rasio pulley yang menjaga mesin mobil untuk tetap bekerja di putaran rendah.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Anda bisa membuat mobil transmisi otomatis CVT bisa berakselerasi responsif saat melakukan stop and go. Cukup pindahkan tuas di posisi L.

Komputer akan melakukan setting kerja sistem hidrolik di pulley untuk membentuk sudut rasio. Setting kerja ini sama dengan saat Anda menggunakan gigi rendah pada transmisi manual.

3. Biaya Perawatan dan Perbaikan Lebih Mahal

Walaupun mobil dengan sistem transmisi otomatis CVT diklaim bisa hemat konsumsi bahan bakar. Akan tetapi, dalam segi perawatan dan perbaikan cukup rewel. Pemilik mobil membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan perawatan dan perbaikan mobil.

Beberapa kasus memungkinkan Anda mengeluarkan biaya perawatan dan perbaikan mobil belasan juta. 

Hal tersebut terjadi karena saat sistem transmisi CVT rusak maka proses perbaikan cukup kompleks. Komponen yang rusak tersebut bisa menyambar komponen lainnya sehingga proses perbaikan memakan waktu dan biaya.

Perawatan Transmisi CVT

Melanjutkan pembahasan sebelumnya, perawatan dan perbaikan mobil transmisi otomatis CVT cukup berbeda dari jenis sistem transmisi otomatis lainnya. 

Jika pada mobil otomatis biasa gearbox sudah diselimuti pelumas, maka hal tersebut berbeda dengan sistem CVT. Pelumasan hanya diperlukan untuk pulley dan sabuk saja. Karenanya sistem pelumasan mobil CVT cukup hemat tergantung pemakaian.

Idealnya pemilik mobil CVT akan mengganti oli transmisi setiap mobil menempuh jarak 60.000 hingga 80.000 kilometer sekali. Untuk angka pastinya, Anda bisa melihat di buku panduan saat membeli mobil.

Bila Anda sering mengemudi di tengah kemacetan lalu lintas, sering membawa beban berat atau sering melintasi medan menanjak. Maka durasi penggantian oli transmisi jadi lebih sering daripada yang tidak.

Salah satu tips untuk menghemat penggunaan oli transmisi dengan menghindari kebiasaan kickdown atau menginjak pedal gas terlalu dalam.

Belum lagi potensi kerusakan komponen pada mobil transmisi CVT dapat merusak komponen sekitarnya, sehingga Anda perlu melakukan servis mobil skala besar. Mengganti beberapa komponen yang rusak tentu memakan biaya yang tak sedikit, kan.

Demikianlah informasi tentang kelebihan dan kekurangan transmisi CVT lengkap dengan gambaran untuk merawat sistem transmisi CVT.

Temukan mobil bekas berkualitas melalui program Otoklix Warranty. Lebih dari sekadar asuransi, OTOKLIX WARRANTY adalah jaminan dari Otoklix untuk mesin dan transmisi mobil bekas Anda dengan nilai klaim hingga Rp  25 juta!

Dapatkan produk garansi ini di 200++ dealer mobil bekas partner kami. Dengan OTOKLIX WARRANTY, Anda dapat mengakses ke 700++ bengkel terpercaya, menjamin perbaikan mobil dengan suku cadang  asli dan servis yang tidak perlu diragukan lagi.

Ingin dibantu untuk dicarikan mobil bekas yang telah dilengkapi garansi mesin dan transmisi dari Otoklix Warranty? WhatsApp 0818-8282-8895 atau kunjungi halaman otoklix.com/warranty

Pertanyaan Seputar Proses Balik Nama Mobil Bekas :


Kelemahan sistem transmisi CVT pada mobil antara lain mobil transmisi CVT hanya cocok di wilayah perkotaan, sistem akselerasi yang kurang responsif, serta biaya perawatan dan perbaikan cukup mahal.


Tiga kelebihan sistem CVT pada mobil transmisi otomatis antara lain perpindahan gigi terasa lebih smooth, pergantian rasio gigi bersifat continue, dan yang paling penting konsumsi bahan bakar lebih irit.


Perawatan dasar sistem transmisi otomatis CVT pada mobil dengan rutin mengganti oli transmisi. Idealnya ganti oli transmisi setiap mobil menempuh jarak 60.000 – 80.000 kilometer sekali. Saat Anda tak rutin, maka kerusakan mesin CVT dapat merusak komponen lain yang berada di sekitarnya.